Saya perhatikan dari kasus Olga, juga dari kematian teman saya beberapa waktu lalu bahwa kita manusia cenderung mengingat kebaikan seseorang sesudah mereka mati.
Selagi hidup....kita lebih cepat mengingat keburukannya. Atau, malah tidak terlalu mengingatnya sama sekali.
Nanti, sesudah yang bersangkutan pindah alam...baru deh muncul kalimat kalimat:
"we will miss your laugh...."
"kita udah ga bisa jalan bareng lagi yaaa...hu hu hu hu,"sambil terisak.
Life o life.
Hidup memang semu. Kita tidak pernah terlalu penting buat orang lain.
Saya rasa, yang sesungguh-sungguhnya menginginkan kita ya hanya Tuhan.
Selagi hidup....kita lebih cepat mengingat keburukannya. Atau, malah tidak terlalu mengingatnya sama sekali.
Nanti, sesudah yang bersangkutan pindah alam...baru deh muncul kalimat kalimat:
"we will miss your laugh...."
"kita udah ga bisa jalan bareng lagi yaaa...hu hu hu hu,"sambil terisak.
Life o life.
Hidup memang semu. Kita tidak pernah terlalu penting buat orang lain.
Saya rasa, yang sesungguh-sungguhnya menginginkan kita ya hanya Tuhan.