Road Trip 6D5N 4Penjuru Sumba IDR 4.9Juta (Bag 1/4)
Ada Apa Dengan Amerikah?
Adapun Trump, sejak masa kampanye dan awal pemerintahan, keknya bencinya udah membatin amat sama China. Jangan heran, lha wong penasehat ekonominya Trump itu kan Prof Peter Navarro .... penulis "Death by China" - yang level kebenciannya pada sepak terjang China di dunia perdagangan, sama dengan Trunk. Buat mereka berdua: China curang ini itu, ini itu, ini itu dst.
MAKA, ketika Trump minggu lalu berbalik 180 derajat, dan bilang Trading Gap bukan salah China, tapi salah Amerikah...saya pun tertawa terkikik kikik tanpa suara (Ga boleh berisik, soalnya baca beritanya, saat di kelas, sembari nunggu peserta mengerjakan tugas hehe).
Bisa jadi Trump keblinger kebanyakan makan dimsum dan mie pangsit. Atau, akhirnya dia sadar bahwa "The Sleeping Dragon" (istilah yang saya kutip dari buku ke-3 sayah sendere)..........sudah bangun dari tidur yang panjang dan mau menelan bulat-bulat Paman Sam. Atau, alasan lain.
Wajar kalau Trump dag-dig-dug. Sejak dia jadi presiden, kebijakan politik maupun ekonomi Amerika seperti 'maju kena, mundur kena'. Banyak janji janji dan orasi politiknya yang berapi-api keok, pas sudah dilantik. Pas kampanye sangarrrrrrrrr, begitu menjabat baru nyadar ternyata jadi presiden tak semudah memimpikannya.
Sementara Xi Jinping, keknya makin kokoh aja kekuasaannya. Apalagi akhir bulan lalu, buah pikirnya di jadiin butir butir konstitusiii sodara-sodara. Most likely orang ini bakal dipilih lagi keknya jadi presiden periode ke dua.
Uhuyyyyyy. The show just begin....
Pendakian Gn Prau Bagi Pemula (bag 2 Tamat)
(lanjutan)
Minggu pagi, pukul 5 teng kami meninggalkan hotel menuju posko pendakian Patak Banteng. Langit sudah mulai terang. Saat tiba di posko, kosyong blas. Petugas ternyata sudah istirohat setelah dari tengah malam sibuk mendata para pendaki. Tapi setelah diteriaki.... "bangunnnnn pakkk".... Ia pun bangkit juga.
"jam segini sudah kesiangan.. " katanya yg kami respon dengan cengar cengir. Setelah bayar 10 ribu per orang... Cusss!!!! Brangkat.
Tantangan pertama: Anak tangga. Orang menyebutnya 1000 anak tangga, walau ga sampe segitu jumlahnya. Tapi pegelnya mungkin sama. Sekitar 200 an anak tangga. Not bad for warming up.
Tantangan selanjutnya... Tanjakan berlantaikan batu conblock hingga posko 1. Kemiringan 30-45 derajat. Mulai dah napas tersengal. Tiap 10-15 minit saya berhenti, mengatur napas. Tips, jangan lupa saat atur napas balikkan badan sehingga menatap ke bawah. Konon untuk mengikuti gravitasi dan mempercepat detak nadi normal kembali. It works sih.
Setengah jam huh hoh huh hoh, sampe dah di pos 1 namanya SIKUT DEWO.
Menuju pos 2, trek berubah dr batu buatan ke tanah pebukitan. Kemiringan bervariasi 30 - 50 derajat. Tapi masih manusiawi karena dibeberapa ruas disediakan tali baja tuk pegangan di lereng bukit. Angin lumayan kencang pagi itu. Belakangan diberitahu pendaki lain, di puncak ada badai angin. Di pos 2 - Canggal Walangan - temans bs berehat sambil mengunyah atau buang air. Soalnya pos 2 ada satu warung kecil, menjual pop mie dan teh juga semangga dan gorengan.
Tanjakan menuju pos 3, mulai tak manusiawi hahahahaha. Tanjakan makin terjal hingga 60-70 derajat kemiringan dan injakan kaki adalah akar akar pohon yang menjalar ke sana sini. Undakan/injakan ada yg setinggi satu anak tangga.... Dua, bahkan tiga sekaligus. Utk yg terakhir ini mau tak mau tangan pun ikut maen, untuk manjat ala spidermen. Setelah ngos ngosan sejam (dari pos 2) tiba juga di posko 3 yang namanya POS CACINGAN.
Nah, penderitaan sesungguhnya adalah dr pos 3 menuju puncak. Ituah kemiringan 40-85 derajat keles. Belum lagi treknya makin kecil dan harus gantian dengan pendaki yang turun. Weleh weleh.
Mulai dr pos 3 hingga puncak, temans hrs pintar2 atur napas. Kalau saya iramanya kanan-kiri-kanan trus stop 2 detik lalu kanan kiri kanan stop dst.
Setelah 3,5 jam nonnn stop mendaki akhirnya sampe jugaaaa di pos 4 Plawangan sekaligus puncak dan camp area gn prau.
Yeayyyyyyyy. Puncak prau berbentuk sabana luass.... Yg bs diisi hingga 1000 tenda. Sebelah kiri camp ada yang disebut Padang Sabana Lonte Sore (dont ask me why!!!!) lalu ke arah barat lautnya ada bukit teletubbies.
Saran saya: kalau naik lewat Patak Banteng, turunnya lewat Dieng aja. Tidak terlalu terjal, walau lebih jauh dikit. Jangan kaya gitu, uda PP ehhhg blagu turunnya lewat patak banteng. Maka jadilah kita kakinya pegal tingkat dewa hingga semenggu ke depan.
Jangan lupa bawa minum, krn tak ada sumber mata air di atas. Air adalah nyawa.
Selamat mendaki.