Welcome to My Website. I studied engineering but later became a journalist, who then "rewarded" me with a Master's degree in Finance & Accounting ... but in the last 10 years, I trained and shared COMMUNICATION skills - not about money, or building materials. I fell in love with this knowledge, then deepened it scientifically as a Master in Communication Science. Now, I teach from Interpersonal, Self-Concept, Creative Writing, Family Communication to Media Handling Skills in corporations, government, and campus. That is ... my life is full of surprises and unusual dynamics.To know more about me, please follow my FB&IG at Feby.Siahaan

PEDULI AMAT DENGAN POLITIK

Seorang teman bertanya, kenapa saya jarang memosting status soal politik di FB. Seperti melawan arus. Ketika orang rempong mengomentari statement BUKAN capres pilihannya, saya malah heboh mengunggah foto foto indah beberapa kawasan di Indonesia.

Saya jawab santai "Mau siapapun yang menang, tidak akan merubah nasib gue terlalu drastis."  Lagipula, buat apa memaki maki capres bukan pilihan.....sok kenal sok dekat amat.

Demikian sekilas info 

LOMBOK HIDDEN PARADISE (Bag 2)

Hari kedua,

Setelah hari pertama berpuas puas di Pantai Laut Biru, hari kedua kami mulai dengan menelusuri jalur Mataran Lombok Tengah. Destinasi: Air Terjun Benang Kelambu di wilayah Geopark Gn Rinjani. Jaraknya sekitar 40 kilometer. Kalau naik mobil kurang lebih 1,5 jam dari Mataram  Selama di Lombok, jangan lupa untuk sekalian wisata Kuliner. Pagi ini saya dan rekan, dibawa mencicipi sop Konro....iye KONRO buat sarapan hahahahahah. Tapi selama liburan ini, udah ngga jelas lagi beda sarapan, makan siang dan makan malam. Semua masuk kategori makan BERAT.

Tiba di pintu masuk, kami langsung nego dengan ojek yang sudah nangkring di depan loket. Mungkin karena sepi (sejak gempa Lombok beberapa bulan lalu, sedikit sekali wisatawan datang ke Lombok) tarif ojek cukup murah. "Hanya" Rp 35 ribu PP. Artinya, merka mengantar kami hingga ke air terjun, lalu akan menunggui kami turun. Waw!!!! Kalau sudah 35 rebu, ya ga usah ditawar lagi keleus. Tega amat.

Lima ojek, untuk lima penumpang. Brmmmmm!!!!!!

Jarak dari pintu ke air terjun sekitar 1,2 km. Tapi jalurnya ya Tuhan........nanjak terossss......jalan tanah dan berbatu. Kondisi jalan diperparah, karena dua hari sebelumnya ada gempa berskala 5,7 SR mengguncang. Jadilah jalanan tanah "rada longgar" dan gampang slip karena semalam habis hujan semalaman. Klop!!!! Hati hati banggggg!!!!!!

Nah, tiba di destinasi....eitsss, jangan senang dulu. Harus turun tangga. Sekitar 168 anak tangga. Pas turun sih enak, tapi udah ngebayangin aja ntar pas naik. Uhuy!!!!!

Lalu bagaimanakah Air Terjun Benang Kelambu tersebut? Cekidot. Oiya, aernya seger dan bisa diminum lho. Bapak Ojek diperjalnan cerita, ada tamu (ibu ibu) datang khusus mebawa 2 anaknya ke sumber mata air tersebut, lalu diminum...supaya bisa beranak. Lalu sukseskah?

"Wah, saya tidak tau...tapi merka tidak kembali lagi berarti berhasil punya anak." kata si Bapak.

Atau, bokek pak. Jadi belum bisa balik lagi hehehehe


LOMBOK HIDDEN PARADISE (Bag 1)

Kalau nyebut Lombok, sebagian besar orang langsung berpikirnya ke Gili Trawangan, Rinjani atau Senggigi. Alhasil, ketika ketiga destinasi tadi sedang "tidak perform" akibat gempa ....., para pelancong langsung mati angin. Seperti tak tau harus kemana.

Minggu lalu, selepas memberikan training selama 2 hari di Makassar saya menyempatkan diri mengunjungi Lombok. Sehari sebelum tiba, teman disana mengabarkan baru saja terjadi (lagi) gempa dan bertanya apa saya tetap akan datang. Tanpa ragu saya jawab "Pasti!". Bukannya rasa was was saya sudah mati, tapi saya lebih ingim melihat Lombok bangkit kembali. Lawan rasa takut, yessss!!!!!

Ini kali saya kedua melancong ke Lombok, dan ternyata trmpat ini menyimpan sejuta surga tersembunyi.

Berikut foto fotonya

Destinasi 1: Laut Biru Bar and Resto

Begitu landing di Praya, kami langsung tancap ke sini. Semacam bar and resto dengan private beach. Makanannya gak mahal2 amat koq. Misal bir 45 rebu....soft drink 35 rebu

The world's new god

In a world like this how can you stay focus?

How can you stay in silent when there are tens to hundreds of people are in a "conference" with you?

You are 24 hours in a "chat room" in a "meeting room".

The world has LOST what is used to known as "ALONE"

-- You are CONNECTED, 24/7 ONLINE -

SIGNAL has  steal our essence of SELF.

The air we breath in is filled with digital code: 0 & 1.  

The world has forget that MAN was created with three essences: man of self, man of social and man of God * Mahluk Pribadi, Mahluk Sosial dan Mahluk Tuhan*.

When The Good Lord appears to Moses in a burning bush, God asked him "what is in your hand?" --  "A Staff," Moses replied. Later, this staff become the sign of God's power and assistance.

I wonder if someday we die and God deliver the same question, "what is in your hand?"

should we answer, "a mobile phone"? 


Saatnya Tanjung Puting

Bosan dengan birunya laut, hijaunya gunung? (kayanya ga mungkin juga ya....hehehehe)

Anyway, expand your portfolio in travel by visit Tanjung Puting dan menelusuri hutan tropis Kalimantan demi bertatap muka dengan Orang Utan.

Bagi saya, Orang Utan adalah impian lama. Raut muka dan mimiknya yang lucu dan kiyuttt itu selalu menggoda. Sayang, selama ini cuma lihat di Nat Geo atau acara petualangan lain.

Makanya, begitu teman mengajak melancong ke Pangkalan Bun, dan menjajal petualangan 3H2M dengan menginap di atas kapal KLOTOK, langsung saya jawab "IYESS".

And, there were us.

Here are some photos and story.
----- ------ -------- --------

Ketika malam tiba, maka dunia mendadak gelap bagi saya dan 4 teman sekapal lain. Pekat. Kapal kami akan berlabuh di antara dua sisi hutan tropis yang rapat. Tapi kekelaman malam tak berlangsung lama..........sekitar pukul 8, RIBU-an hingga JUTA-an KUNANG KUNANG menghiasi langit bahkan menyelubungi kapal.

Seperti Natal yang terlalu cepat datang.

Kami bergegas berlari ke sisi atas buritan kapal. Mendongak sambil merusaka menangkap kunang-kunang yang nenari-nari di atas kepala. Adegan bodoh kami ini mengingatkan saya pada scene AVATAR, yang hutannya kerlap kerlip itu.

Temans, pergilah melancong ke Tanjung Puting. Nikmatilah alam, nikmati keterbatasan, nikmati hutan, nikmati Tuhan.

PS: sayang jutaan kunang2 tak mau tertangkap kamera HP. Kemewahan ini, hanya untuk kami hehehe

Tentang Otot Perut

Perut bukan cuma soal siks-pek alias perut berkotak. Tapi juga kekuatan dan stabilitas. Di bawah ini adalah artikel yang saya kutip dari sebuah situs kesehatan . Monggo dibaca.

Kelamnya Wisata Sumut (edisi Samosir)

Libur akhir tahun ini, jatahnya Tuk Tuk Samosir.

Tiga tahun lalu saya juga menghabiskan liburan akhir tahun di wilayah Danau Toba,  danau vulkanik terbesar seantero planet bumi. Tapi waktu itu, basednya di Prapat. Dan, seperti yg saya catat juga di blog ini,  Prapat sangat mengecewakan. Pemda setempat tak bisa sama sekali menggali potensi alam, dan budaya lokalnya. Hotel yang kami inapi waktu itu, ngakunya bintang empat. Nyatanya??????  Layanan homestay saya di Raja ampat.... Atau melati di Bali, jauh di atas hotel Grand I**a kala itu (gak tau dah sekarang) .

So, bagaimana dengan Tuk tuk?
Kami - saya dan 7 anggota kel saya,  menginap di hotel Samosir Re***t. Bintang empat juga. Hmm, untuk bangunan dan view.... Patennn laa hotel ni. Bersih kamarnya. Tapi layanan?? Beuhhhh. Parah.

Kami tiba di TKP pukul 3, dan memesan EMPAT kamar. Bayangkan.. Sudah jam segitu, satupun kamarnya belum ada yg ready. Berantakan, sisa dipakai tamu sebelumnya. Emang full occupied? Kagaa juga. Pas kami datang, kolam renang sepiii.. Restopun tak ada tamu yg lalu lalang,  dan di wilayah komunal lain.

Setelah dikomplain, barulah ada satu... Yup, SATU pegawai.. Dengan langkah gontai merapikan satu persatu kamar. Jam 5, semua kamar selesai dirapikan. Tapi... Teteupppp ada yg kurang.  Sendal lah, handuj kurang, aqua kurang....... Duh!!!

Sore ini kami putuskan walking walking di tuk tuk. Saya langsung jatuh cinta. Tuk tuk tidak ramai seperti Tomok (destinasi lain di samosir)  atau Prapat. Jalan jalan bersih, tertata rapi. Beberapa sudut jalan malah mengingatkan saya lada view pedesaan di belanda. Saya berharap kondisi bersih ini BUKAN kerna Djarot (balon Gub Sumut) sedang ada di sana....... Tpi mang kondisi sehari hari tuk tuk pada umumnya.

Lalu bagaimana dengan viewnya?  Saya tak akan mengumbar kata.  Cukup pandangi poto poto di bawah ini,  dan monggo nilai sendiri.