Welcome to My Website. I studied engineering but later became a journalist, who then "rewarded" me with a Master's degree in Finance & Accounting ... but in the last 10 years, I trained and shared COMMUNICATION skills - not about money, or building materials. I fell in love with this knowledge, then deepened it scientifically as a Master in Communication Science. Now, I teach from Interpersonal, Self-Concept, Creative Writing, Family Communication to Media Handling Skills in corporations, government, and campus. That is ... my life is full of surprises and unusual dynamics.To know more about me, please follow my FB&IG at Feby.Siahaan

Pendekar Tongkat Emas: Akhirnya Film Silat Indonesia Bermutu Muncul Juga

Kenapa saya tertarik dengan pilem ini?
1. Soalnya settingnya di Sumba yang eksotik pisan. Sejujurnya saya selalu tertarik dengan film, jika settingnya atau ada unsur 'pamer' alam.....maklum, saya kan mencintai alam(dan manusia) hehehe.
2. Jujur, karena produsernya MiLes sih....dan kalo ada nama doi dan Riri Reza, saya mah slalu nonton. Dan pas ngintip trailernya........aihhhhhhhh.......remind me of crouching tiger hidden dragon yang sinematografinya aduhai itu......

So, here I am..... 23 Desember 2014 di Kuningan City 21 Cineplex. Dengan smangat'45 walau badan lagi doyong doyong karena masup angin, bela belain nonton PTE bersama group travel ogut: si Ossy dan si Depoy. *oiya, secara badan masih meriang, sebelum masup gedung biskopppp kudu didoping dengan Decolgennnn + teh manis angettttttt* - PTE, you better be good!!!! :D


*
Inti cerita menggambarkan bagaimana keempat orang murid dari pesilat tangguh  bernama Cempaka (Christine Hakim), saling berebut tongkat emas sekaligus pewaris perguruan Tongkat Emas.  Keempat murid kemudian terpecah jadi dua kubu: Biru (Reza Rahadian) bersekutu dengan Gerhana (Tara Basro) sementara Dara (Eva Celia) didukung oleh murid termuda Angin (Aria Kusumah).  Cempaka yang diluar dugaan memilih Dara menjadi penerus, kemudian diburu dan dibunuh oleh Biru dan Gerhana. Tongkat Emas pun jatuh ketangan mereka berdua.... Sisa cerita, kurang lebih menggambarkan bagaiaman Dara berusaha merebut kembali warisan dari gurunya plus membalaskan dendam kematian guru Cempaka dan adik seperguruannya, Angin.  Ditengah hiruk pikuk tersebut alkisah muncullah tokoh Elang (Nicholas Saputra) yang ternyata........anak dari Cempaka dari rekan seperguruannya jamah baheula: Naga Putih (Darius S).

*

Overall, film ini layak ditonton.

Dari segi gambar, sudahlah....film ini sukses menjual Sumba: alam dan budaya termasuk penduduknya. Penonton dibioskop sontak berdecak kagum saat pertama layar mempertontonkan lansekap gunung kuning keemasan dan rumput hijau itu. Mas mas 'bawel' disebelah saya sepertinya sampai lupa mengerem volume suaranya ketika berkata "geblek, dimanaa nih???".
Savana, bukit kuning keemasan, laut biru dan pasirnya yang putih...dipadu dengan langit bersih, adalah jualan 'pertama' film ini.

Keunggulan kedua adalah martial art, alias ciyattt ciyataaannya. Geblek, itu bocah botak bernama Aria Kusumah (memerankan Angin) dapat darimana ya? Gerakan silatnya ciamik bener. Feeling saya, dia ini memang pemain silat beneran (belum browsing sih) soalnya selincah-lincahnya Reza R, Eva Celia, Nicolas Saputra dll dalam beraksi,teteppp gerakannya ga semulus si bocah shaolin ini. "ANGIN" namanya difilm ini.  Cuma sayang, latar belakangnya ga jelas (nanti dibahas dibagian kritik dibawah) sehingga tiba-tiba dia mogok bicara, dan hanya bicara diakhir penampakannya sebelum dibunuh oleh si Bandit "Biru" (Reza Rahadian).

Gerakan silat para pemain sangat mulus. Saya sampai harus fokus bener untuk melihat adegan adegan yang kira kira mereka digantikan oleh stunt(man). TOP!! Saya pelototin benerrrr, apa ada adegan terbang terbang yang kelihatan talinya....hehehe....ternyata ga ada. Smooth!!

Keunggulan ketiga adalah, dialognya yang (mostly) pendek, tidak bertele tele dan tidak sok sok menggurui a.k.a lebay.  Maap, saya mau membandingkan dengan Supernova (Movie) yang sepekan sebelumnya saya tonton juga dengan smangad 45 (soalnya novelnya kan okeh).  Waduhhhhh, itu film bosan bukan kepalang. Dialong/skrip/narasi....whatever that is istilahnya, bertele tele, panjang dan LEBAY mirip kaya dialog disinetron tivi.  *Anda tentu tau dong, ciri khas akting/dialog ga mutu disinetron? Kalimat2nya selalu panjang panjangggg...seakan2 penonton lemot dan tidak bisa menangkap messagenya. Contoh, kalau pesan yang mau disampaikan adalah KECEWA maka kata2 bernada kecewa akan diumbar umbar, tapi dengan ekspresi yang GAK nampak kecewa sama sekali Nahh, film Supernova  sarat dengan kejadian seperti itu.   Yang paling parah adalah adegan Ferdi Nuril ingin menyatakan betapa dia mencintai istrinya yang selingkuh......yaelahhhh, kalimatnya bertele tele, berlebihan, BUT mukanya does NOT show the words he said...tet tott!!!*

Sebaliknya, saya sangat suka adegan PTE saat Biru, berlari ke biliknya sesaat setelah Cempaka (Christine Hakim) sang guru yang bijak memutuskan akan mewariskan tongkat emas ke muridnya yang masih bau kencur: Dara.  Dibiliknya yang kusam dan gelap, Biru tidak berkata apa-apa....hanya tatapan nanar, kosong tapi penuh benci, dan sesaat kemudian air mata mengalir deras dari matanya. Tanpa kata kata. Pas!! Saya suka adegan ini

Diluar nilai plus diatas, ada juga beberapa catatan yang sebaiknya harus diperbaiki kalau mau ada Pendekar Tongkat Emas jilid 2 (pasti ada!!! yakennn....secara endingnya ketauan banget sudah diarahkan akan adanya balas dendam dari anaknya Biru&Gerhana terhadap Dara yang telah membunuh keduanya didepan bocah yang mukanya mirip si Angin itu). 

 Kritik pertama, tokoh tokohnya TERLALU banyak dengan latar belakang yang ngga jelas. Contoh, si Angin (Aria Kusumah)....kenapa juga itu bocah dari awal tidak mau bicara membisu. Ada trauma kah? pernah digebukin kah? atau apaan? Trus peran Datuk (Slamet Rahardjo), ini siapa koq bisa hadir dikehidupan si Elang (Nicolas Saputra) trus ngga mati mati pula padahal ditengah cerita ada bagian dimana semua datuk datuk konon dibunuhin oleh pasangan serasi Biru dan Gerhana. Tet tot??? Lalu, si Elang ini juga ngga jelas apa HUKUMAN yang harus diterimakanya sebagai upah melanggar janji untuk tidak campur tangan urusan Cempaka dengan menolong si Dara.

Lalu tidak jelas juga, soal Tongkat Emas ini....riwayatnya gimana sih memang? koq sepertinya kaya tongkat tongkat biasa aja.....ga ada unsur "Wow" faktor. Paling terakhir doang, pas penonton bingung ini tongkat koq ga ngefek sama sekali.....jreng jreng.....ternyata bisa menembus pohon segeda gaban. Ah, tapi biasa saja......

Lalu tentang siapa sebenarnya Pendekar Tongkat Emas, yang dimaksud dijudulnya itu? Si Elang (Nicolas S)? Biru (Reza R), Dara (Eva C) atau Cempaka?.....ngga ada satu tokoh yang menonjol seperti film film kung fu Hongkong sono (contoh pendekar ulat sutera, dst).

Dan, yang terakhir, adalah kamera yang terlalu cepat dalam mereka adegan adu silat....terus terang mata saya sulit mengikuti gerakan gerakan indah dari Angin dkk. Terlalu cepat sampai saya tidak bisa membedakan yang terhempas itu Biru kah? atau Gerhana atau siapa? Sepertinya semua adegan seperti itu termasuk adegan puncak 2 lawan 2 yang tentu saja dimenangkan Dara dan Elang........ ini malah lebih parah. Udah gambarnya bergerak terlalu cepat....lhaaa bajunya sama warnanya..hitam semua.


Jika harus menilai pemain, saya acungi jempol untuk Christine Hakim. Jam terbang memang tak bisa berdusta....ia pas memerankan Cempaka yang sakti namun bertubuh ringkih karena bertahun tahun (atau berminggu minggu? tidak jelas) diracun oleh Gerhana dan Biru.  Salut juga buat Eva Celia.....for a beginner, she done it well :D.  Buat saya yang mengganggu adalah Gerhana dan Nicolas Saputra. Kenapa juga settingan mukanya dipasang MONOTON dari awal sampai akhir film gitu? Menonton Nico di PTE, seperti menonton "Rangga" yang lagi berkelana ke Sumba.  Dia tak bisa keluar dari roh si Rangga (Ada Apa Dengan Cinta/AADC) karena settingan mukanya yang dibuat monoton begitu.

All in all, sekali lagi, ini adalah awal yang sangat baik bagi tema PERSILATAN diperfilman Indonesia.  Setelah jaman, Si Buta Dari Gua Hantu, Tendangan Si Buta.....dan lain lain, Pendekar Tongkat Emas menurut saya adalah film silat berskala nasional terbaik.

Febrina (Feby) Siahaan
Jakarta, 24/12/2014



 



Jakarta - Phuket - Phi Phi Island: Murah, Meriah.............(part 2)

(Tulisan sebelumnya: dengan semangat 45 kami menyusuri jalan jalan di patong, untuk mendapatkan tour murah ke Phi phi island dan sekitarnya. Ternyata orang2 lokal suka galak kalau ditawar lhoooo...hati hati ditimpuk pake sendal teplok hahahahah)


Selepas mendapatkan PA-HE si kingking.....maksudnya paket murah tour phi phi dari si king-king, kami pun melaju menyusuri jalan jalan disekitar pantai patong beach.

Pantai berpantat. Maksudnya pantai dipenuhi pantat pantat para turis. Matahari memang bersinar cerah pisan.  Suasananya mirip Kuta Bali.  Pas menatap ke laut....sejujurnya agak jiperrrr jugaaa, teringat tragedi Tsunami dipantai ini tahun 2005 lalu.  Kebayang betapa chaosnya suasana waktu itu. Lha mau lari kemanaaa? wong kawasan pantainya padat dengan pertokoan begini.

Salah satu rekan saya, si Rini, gemar pesan jeprat jepret.....hahaha.....bagus juga dia dibawa, jadinya sayah tinggal melenggang kangkung walaupun bawa kamera juga.  Kalau ada yang menta poto.......

"febbb....potokannnn diisii........."

Belum selesai kalimatnya saya langsung dengan lantang menjawab

"Nooohhhhh...si rini ajaaaa ya. Riiiinnnnn........coba potokan tuuuuu"  hahahahahah

Saat yang paling menyenangkan saat berpelesir tentu saja: MAKAN.  Nahhhh, kalau temans ke phuket, kalo ngga seafood rata rata pasti akan mencoba berbagai thai curry. Ada curry bumbu hejo, bumbu/kuah koneng, dan merah. PLUS: teh tarik atau milk tea. Srrrrrrrrrrrr!!!!!!!!!! wenakeee panas panas beginiiiihhhhhhhhh.

Menyusuri pusat Phuket, deretan toko toko suvenir, cafe dan Bar....temans akan melihat banyak petunjuk "Penyelamatan" saat tsunami datang.  Banyak tulisan "Escape way", trus "RUN this way".....disebuah tikungan menuju pebukitan ada petunjuk lagi "Hike Up When Tsunami" ---- beuuuhhh jadi serrrrr bacanya.  Saya langsung mempercepat langkahhh.......kaya lagi dikejar anjing. Beu!! sering2 liat peringatan jadi malah keder sendereeee. 

*
Hari mulai gelap, lewat Magrib.....tapi badan masih grengggggg!!! apalagi acara malam ini sebenarnya yang saya tunggu2 sejak dari Jakarta. Apalagi kalau bukan PHUKET NIGHT LIFE yang konon liar itu. 

Kami sepakat sebelum ke night life area, mamam malam dolooo hehehehe.... dan kalo malam, itu toko toko suvenir ternayta berubah jadi warung tenda seafoood kek di Bendungan Hilir.

"voiaweoivwae...v.wic0)(??#)(V)>>>>>."

"here here....come........."kata si kokoh sambil nunjuk2in menu. Mencurigakan, kaga ada harganyaaaaa.  Wahhhh bagi bekpek, ini adalah sebuah ancaman besar: Menu tanpa harga!!!!

Sejujurnya, NGGA nyaman banget cara para penjaja seafood ini menarik turis untuk makan ditendanya.  Tereak tereak, trus mbuntutin ga jelas. Belum lagi cekikikan2 diantara sesamanya....yang terkadang mirip cekikikan hantu (hehe...maklum bete).

Akhirnya kami putuskan makan disatu tenda,yang kokohnya ga terlalu agresip. Plus, bangku panjangnya tidak terlalu rame jadi nyaman.

Sesaat setelah duduk, dua pegawainya.....bercelemek dan berwajah mas mas Thai, mendatangi kami dengan menu.  Setelah berunding runding, kami putuskan.......:

This this......and this.

How much for the fish???? for five people?

Setelah ngoceh2 ngga jelas, dia mencoret sebuah angka dinotes bututnya

HAHHH??????? Mahal bener?

"What, why so expensive????" saya spontant tereak. Sepertinya doi ga suka diteriakin, lalu menjawab dengan nada tinggi:  "No, this is cheap. You.....five. You can look in other place....here is cheaper."
Saya menjawab lagi kalau memang segitu, kami ngga jadi saja..... Ehhhh, doi malah marah marah.
"Kampr**ttttt* pikir saya mulai emosi.
Teman teman menenangkan saya........
Depoy lantas memutuskan, oke..."We will only buy fish and vegetables and 5 rice".

*beuhhh sedihnya, padahal perut kan lapar* hik hik hik



Indonesia (MOST) Truly Asia - share your JOURNEY to this Blog!!

SAYA PUNYA IDE untuk buku travel berikutnya:

Buku ini saya mau kasi nama
Indonesia (MOST) Truly Asia.

Isinya kisah jenaka dan seru perjalanan diwilayah Indonesia. Titik.

------- ---------------- -------------------- ---------------------

Intinya begini:

Saya mengundang rekan rekan para pelesirwan dan pelesirwati untuk mengirimkan kesaya cerita cerita pendek perjalanannya ke wilayah MANAPUN asal di Indonesia.

Ga ada syarat syaratan....cuma ada beberapa kriteria (demi keseragaman):
- tulisannya kek bentuk diary gitu ya....ada ceritanya. Jadi bukan cuma info restoran, harga menu nasi+lauk dsb gitu. Alasannya gampang: People LOVES Storytelling!

- sertakan foto2 alam yang ciamik yaa......

- oiya nama, email dan identitas lain tulung disertakan.

- --- - -------- ----------------- ---------- ------------- ---------

SO? Please send your story to my email: feby0602@gmail.com


My True PROUD (a note from my book launching)

Kata teman teman saya yang hadir, acara talkshow dan launching buku saya kemarin sukses. Soalnya meriah dan peserta antusias banget nanya2...

Tapi menurut saya, kesuksesan yang sesungguhnya adalah apa yang terjadi sejak dua minggu terakhir ini ketika saudara saudara saya begitu bersemangat 'mempromosikan' buku saya, juga acara launching itu, di facebook dan status BBM mereka. Cover buku saya menggantikan wajah2 mereka diprofile picture selama berhari hari...... bahkan keponakan saya yang bocah itupun melakukan hal yang sama.

Bukan hanya saudara, tapi juga teman teman dekat saya yang begitu baik melakukan BUZZ via twitter, dan menjadi Public Relation sejati bagi saya. Mensharing poster undangan launching diblog blog dan komunitas mereka.......mengajak rekan2 serta saudara untuk datang, dan sebagainya,
Sejujurnya, saya terharu luar biasa dan mata saya selalu berkaca-kaca tiap mengingat mereka mereka ini.

Saya membawa segala kebaikan mereka sebagai ucapan syukur tak ternilai kepada Tuhan setiap berdoa.

Saya yakin Tuhan akan membalas segala kebaikan mereka......
dan, benar saja.......

Kemeriahan acara kemarin itu sesungguhnya bukan buat saya, tapi hasil jerih payah mereka itu semua.

Buat saya, itulah sukses sesungguhnya.




'7 Hari 1500 KM Mengelilingi Tibet - launch 27 October disemua TB Gramedia

Halo,

I'd like to promote my travel-novel book '7 Hari 1500 KM Mengelilingi TIBET' (7 Days 1500 KM Wandering TIBET). Not like most travel book that highlight only on the elements of tips and trick .... this book that i wrote last May (2014) is like a novel.....you can experience the drama, and the adventure, the breathtaking moment, emotions.....all together in one book.

For Details, EMAIL ME AT:
feby0602@gmail.com




WHY TSHIRT?

A friend of mind ask me about my blog's title.  Why T-Shirt?

Pertama, Coz I Love It!

Kedua, hampir ngga ada orang "jadi jelek" kalo pake tshirt hehehe. Paling apes, kelihatan 'santai' doang. Tapi pasti keren. Soalnya tshirt itu simple. Anything simple, is cool. :D

Ketiga, serba guna. Dipake tidur, enak. Dipake jalan, apalagi. Mo formil, tinggal pake blazer/jacket.  Mo ke gunung? OKEH. Ke pantai, apalagi.

Ketiga, CUCOK dipake disemua moda transportasi wkwkwkwkwkwkw. Tapi bener kan? Nek speda okeh. Angkot, okeh. Becak/Bemo/Bajak.....tarekkkkkkk mang!!!!!  Naek pesawat? okehhh juga.....mo dikelas ekonomi maupun executive.

Keempat, jangan anggap remeh T Shirt. Tuh......salah satu orang terkaya didunia, si mark zuckerberg aja paling demen pake tshirt. Jd jangan dibilang tshirt bajunya orang kere yeeeee

Ada yang lain????

Jakarta - Phuket - Phi Phi Island: Murah, Meriah.............(part 1)


Bagi temans yang ingin beradventure ria, merasakan suasana pantai internasionalee (maksudnya turisnya multinational) dengan bujet yang masuk akal: saya rekomendasikan Phuket dan Phi Phi island, dan pulau pulau disekitarnya.

*
Setelah melalui perjalanan panjang dari Hat Yai (Southern Thai) menuju Phuket, kami putuskan untuk mengambil paket tour PP ke Phi Phi Island, Maya Bay dan Koh Samui. 

Begini ceritanya ..........


Nah, bagi yang baru pertama ke Phuket saya INGATKAN yee. Yang namanya Ladyboy sudah lazim di Phuket. Jadi coba dehh...jangan norak norak. Apalagi cekikikan menghinaaa atau making fun of them. Emang sih....mereka kaga ngertos bahasa.....tapi pasti ngerasa kalo diomongin. Hati hati dicutekin (sukur2 kaga ditimpul sendal bakiak hehehehe).  Act normal aja pokoke......... apalagi mba2 Ladiboy kece2 koq. Mukanya kek Aisyawara Ray (bener ga nih nulisnya?) semua.  

Trus, inget yee...kalo mo poto sama mereka, kudu kasi TIP. Brapa kek.......20 rebo, atau 30 rebo (silahkan dikurs ke Thai Baht). 

Nah. Kalau cuaca lagi bagos..kaga mendung dan matahari bersinar ceria, maka pantai phuket isinya (maaf) pantat semua.  Mulai dari pantat mulus, burikan, belang.....bentuk bulat, limas segitiga hingga trapesium hahahahaha. You name it! dengan berbagai varian warna kulit. 

Setelah mengeksplor pantai seputar hotel, kami sepakat untuk mencari daily tour ke Phi Phi Island, buat besok hari. 

Horeeeeee, PHI PHIIIIII. Mendengar pulau satu ini saya langsung meloncat loncat kegirangan.
Phi phi ini benar2 ada di hati dan pikiran....menghiasi hari hari, dikala fajar merekah hingga kembali terbenam (halah! lebeeiiii). Tapi, benar......sejak nonton film The Beach, saya napsu benerrr melancong ke tempat ini. They call it, hidden paradise. And i wanna know why....

*
Tips#1. Diseputar Patong Beach, temans akan menemukan yang namanya Tour agent dimana mana. Mereka ini sih bukan operatornya, jadi cuma 'dealer'nya doang. Jadi harganya pun bersaing. Oiya, PILIH-pilih yaaa pas nyari tour agent ini. Mereka ini biasanya 'markas'nya cuma kios2 kecil disepanjang jalan seputar pantai gitu. Yang jaga cuma 1-2 orang. Nah, rata-rata mereka tuh suka males tawar tawaran. Jadi maunya kita langsung deal.....wenakkkkk ajeeeeee.

Tips#2. Terkait dengan no1. Setelah menemukan yang mukanye rada-rada ramah gitu....mulailah acara menawar. Nawarnya harus dengan gaya gaya "becanda" ya. Jangan ngotot muka jutek. Dijamin kaga dikasi! bila perlu keluarkan sedikit2 bahasa Thai..........buat ice breaking.  Ini kami lakukan benerrrrrr.......akhirnya lumayan koq.  Dapat diskon 30-40% dari "market price". Cieee....... 

Ini setelah melalui saringan dan seleksi yang ketat:

"sini ajaaaaa....ini komplit niihhhhh keknya turnya"

"ihhhhh...jangan jangan...kek jutek kaliiii muka cici nya...jangan ah"

(saya juga kaget menemukan fakta bahwa local trader/penjual di Phuket ini kebanyakan galak2. Contohnya saat mampir mau beli sendal jepit. Wajar dong kite2 pada nawar....kalau doi kaga setuju juga ya ditolak saja, bilang "can not".....ehhh boro boro. Yang ada sendalnya dibanting didepan muke kite. Tatuttttt...ciciiii. Kaburrrrrr)

Perjuangan menemukan wajah ramah itu, terus berlanjut........ 

"tuuh tuhh...si mbaknya senyumm senyum terus...tapi ngga ngerti juga dia ngomong paan?"

"iyaaa, ramah tuh. Bisa ditawar."    "ihhhhh tapi mahallll banget turnya. Pantesan senyum!!!"

dst. *balada turis bujet pas pasan*

-  Akhirnya kami menemukannya. Penjual ramah itu, kami temukan juga. Namanya si Kingking (tau dah ini nama asli apa bukan). Setelah melontarkan kalimat2 thai yang cakadut (kamuu baik sekaliiii.....we love you............you are so nice dst). Tidak hanya tur Phi phi yang kami dapat dengan harga miring, tiket Puket - Bangkok by Thai Air pun dapat harga promo....yihaaaaaaaaa!

(BERSAMBUNG)
sarapan cantikkkkkkkkkkk.........ala orang kaya, bersihhh dan ga belepotan wkwkwkw



pusat kota Puket: massage, jual tiket/tour, dannnnn sewa motorrrrrrrrrrrrrr


bersama tour agent kami.....Kingking

"massage", anyone??????

hehehe...sumpeeee ini Phuket asliiii mirip medan banget.....ada jual makanan/minuman/rujak pake sepeda motor keliling

Copyright@febysiahaan. Dilarang memakai foto2 pada blog ini tanpa seijin pemilik blog.

Berdarah darah di Sawarna Ujung Genteng (Bag 3/TAMAT)

(episode sebelumnya: maksud hati mau melaut, apa daya dihempas ombak menerjang jajaran karang hitam sampe ni kaki, tangan kaga berbentuk bengkak dan berdarah semua........)

Dari semua tertawa-tawa, mendadak jadi panik.

Yang panik sih temans saya.....sementara saya brasa mau pingsan menahan sakit. Untuk beberapa saat, rasanya ada yang mau melayang dari dalam tubuh..(teman tau kan, kalau sesuatu terjadi begitu cepat atas kita, tau tau efeknya doang yang kerasa....sementara prosesnya ra mudeng. Begitulah rasanya).

Karena sendal saya sudah hilang entah kemana......maka terpaksalah kaki yang sudah babak belur itu saya 'seret' melewati karang karang bergigi, tajam-tajam itu. Waduhhhh....jangan ditanya deh rasanya. :(  Tangan saya terasa gemetar......

"Febb....ya ampunnn....ya ampunnnnnn banyak kaliii darahnyaaaa"

"Ayooo Febb......kau pegang tangankuuu......taro dipundaku ayoooooo pelan pelan..."

"Ya Allohhh....ituuuu lahhh koq pala la kau berdiri diatas batu itu tadiiiiii...."

BERISIKKK!!!! (pengen rasanya saya teriak begitu tapi ga ada tenaga).

Gemeteran. Dan ada kalanya saat berjalan saya berasa mau pengsan. Saya sempat menampar-nampar muka sendiri biar tetap sadar. Soalnya mata mulai kabur kabur berasa orang mau pengsan.

Kirain sakitnya akan berkurang saat terbebas dari air laut yang bergaram ini. Ternyata, begitu menginjak pasir dipantai.....alamakkkkkkkk...perihnyaaaaaaaaa. Bayangkan kaki bolong2 karena tertusuk, trus skarang menginjak butir2 pasir yang tajam itu.....ouchhhhhhhhh *(*V(*V""!###@@KKQQ!!!

Untunglah disitu ada beberapa tukang ojek sedang ngaso...yang juga ikutan panik melihat saya dipapah dua teman lain dikiri dan kanan. Saya ingat betul komentar (atau pertanyaan ya?) dari salah satu bapak ojek saat melihat saya meringis-ringis,

"Sendalnya pake warna hijau bukan?" (dalam hati saya: lhaa sendal jepit bukannya jepitannya ijo smua?)
*
Ternyata sodara-sodara didesa Bayah ini kaga ada rumah sakit. Adanya puskemas gitu (waktu itu lho ya) dan karena ini libur 17-an pada tutup. Setelah diskusi singkat ditengah kepanikan, diputuskan saya kembali saja ke penginapan bertemu Pak Ade.

Dan, penderitaan berikutnya adalah naik motor melewati jalanan kampung yang masih berilalang. Beuhh. Jangan bayangkan jalan raya ya temans. Ini masih jalan tanah yang salah satu panduannya adalah jejak jejak ban motor yang sebelumnya melintas. Karena takut jatoh pengsan dijalan, kami pun bonceng tiga. Abang ojek, saya dan teman saya Ossy dibelakang.

Ilalang-ilalang ini sungguh menyiksa ......... berganti-ganti menggesek, menyapu, menyentuh2 betis saya yang nyeri dan mulai membengkak. Sepanjang jalan saya meracau kesakitan...... Kasian si ossy, dia kayanya panik luar biasa takut saya pengsan. Jadi sepanjang jalan dia tak henti henti menghibur dan menguatkan saya....

*
Sesampai dipenginapan, kabar buruk kedua. Pak dokter kaga ada. Ada juga mantri yang biasa nolongin orang melahirkan. Ah, sebodolah.......saya tanya obat apa yang dia punya. Dikeluarkan lah berbagai jenis tablet dan kapsul. Saya liat2 mereknya......duhh, kaga ada yang kenal. Tiba2......"itu pak, amoxilin. Itu saja buat ilangin infeksinya."

*Hampir pukul 13.00 saat ketiga teman lain tiba dipenginapan. Semuanya sibuk ngusap ngusap punggung gw, kek gw mo meninggal aja he he he.

Mereka sempat memutuskan untuk langsung pulang ke Jakarta saja mumpung terang. Soalnya kaki gw uda biru dan mulai membengkak......

"JANGANNNNNNNN" kata saya buru buru.

"Besok sajalah. Kasian kalian, lagian aku pengen liat liat laut lagi."

Yang lain hanya bengong. Dalam hatinya pasti bilang "dasar orang gila."

Tapi jawaban saya itu adalah sejujurnya. Bloody wounded is one thing, but enjoy the scenery is the most important thing. :D :D

*
PS: ternyata....semakin lama ni kaki makin bengkak ga keru keruan. Bergerak dikit aja...wuihhhhhh....perihhhh dejeeeee! Untunglah saya ni orangnya ceria pisan......kesakitan pun pake cekikikan (ngga ngerti ini sesuatu yang menguntungkan atau merugikan, soalnya orang2 jadi kaga percaya gue uda kesakitan *glek*)

tetappp nyengirrr waloooooo perih perih.......:D

Bertemu bekpek bekpek lainnn di Sawarna, Poto barenggg dehhh.....tapi ogut paling gayaaa...beset2 kakinya

pemandangan saat meninggalkan sawarna....bye byeeee...see yaaaa

Jembatan gantung saat pulang.....*ini saya uda kaga bisa jalan, naek motor dehhhh...grenggg..grenggg*


Berdarah-darah di Sawarna, Ujung Genteng (Part 2)

[episode sebelumnya]

Hari kedua di Sawarna.

Ini semestinya hari yang berbahagia.

Jam 5 pagi, belum juga sikat gigi kami sudah berlari lari ke pantai. Secara semalamnya cuma bisa mendengar suara ombak yang berderu deru. *sangkir berderu-derunya berkali kali saya nanya ke ponakannya Pak Ade, ini setiap hari bunyinya dasyatt begini.....ato jangan2 mo tsunami. Gubrakkkkkk!!!! kalo tsunami juga pasrah sih....mo kemana malam gelap tanpa listrik begini hehehe*

Selepas main main dipantai, kami balik dulu ke penginapan. Apa lagi kalau bukan untuk menikmati sarapan ibu Widi yang ciamiiiikkkk...slrrrppp. Oiya, disini nginapnya "Full Board" ya. Jadi bayar per orang (waktu itu Rp 80 ribu) udah incl sarapan, makan siang, makan malam dan snack. Yihaaaaaaaa!!!! sedappppp.

Jam 10-an kami mulai trekking melewati deretan persawahan. Hijauuuuuuu....permaiiiiiiii.


Setelah warna warna hijau, saatnya menikmati si biru. Dashyattttt mennnnnn. Sambil bernyanyi2 keciil dan lelompatan ceria (ceileee kaya dongeng HC Andersen) kami menyusuri jalan pasir ilalang, sekitar 300 meter dari bibir pantai.


Dan, tibalah pada destinasi pertama. Karang beureum.




Tidak seperti pantai pada umumnya yang ber'lantai' pasir, maka pantai Karang Beureum ber'lantai' karang merah tua (nyaris hitam) yang bergerigi. Tajam bo! jangan sok jago nyeker dehhh...bisa bedarah-darah ntar.

Dan, inilah kebodohan yang kulakukan:  lantai karang tajam ini berujung pada laut selatan yang alamakjang gede ombaknya. Waktu kami menyusuri karang (menuju ke laut), para abah2 yang dipantai sudah mengingatkan "hati hati mbak....ombaknya lagi gede banget. Bisa keserett.....ga usah sampai kesana-sana."

Namun hasrat untuk berpoto itu mengalahkan bahaya maut.

Saya dan tiga teman lain (yang satu tidak mau ketengah, karena takut keseret) bondo nekat menuju keujung...yang kebetulan ada batu karang panjang memanjang.

"Wahhh kalo kita bediri disitu, latar belakangnya ombak keren tuhhhh.........." teriak saya ke teman teman.

Tak lama, kami berdiri diatas batu karang yagn ternyata ujungnya tidak rata. Jadi sebenarnya sangat sangat berbahaya berdiri diatasnya karena kuda-kuda kaki kita tidak akan kokoh berdiri.

"Potoooinn...innnnnnn," saya berteriak ke teman yang dipantai supaya segera mengambil gambar. Secara suara ombak berderu-deru dibelakang saya ini agak bikin 'jiper' juga cuyyyyyyyy. Kek mo nelen orang suaranya.

Saya mengangkat kedua tangan saya.....berpose....siap siap difoto ketiga tiba-tibaa............suara gemuruh terdengar begitu kencang dibelakang telinga saya.

Saya panik, tapi tetap berpikir logis. Saya yakin dalam 2 detik saya akan dihempas ombak ke lantai karang tajam didepan saya. Pilihannya: memegangi kaki tapi muka saya menghantam karang (uuuhhhhhh!!!!!!!!.......tak brani saya membayangkannya), atau saya melindungi muka dan belakang kepala (bagian otak) tapi kaki dan tangan babak belur.

Saya pilih yang kedua.

Maka dalam hitungan detik, kaki saya yagn kiri saya turunkan (karena kaki harus menginjak bidang rata supaya kuda-kuda kaki dan lutut kuat) sementara kaki kanan tetap diatas. Badan sedikit saya bungkukkan supaya stabil....dan "brrrruuuughhhhhhhhhhhhhhh".  *ga sia2 belajar fisika bertahun2 di SMA hehe*

Sesaat kemudian, yang terasa hanya rasa perihhhhh luar biasa.

Luka yang dalam tertusuk tusuk karang, plus garam laut membuat sakitnya sampai memuncak ke ubun ubun.  Entah gimana caranya, kedua sendal saya hilang terseret ombak Dengan telapak kaki telanjang.....telapak kaki saya langsung berhadapan dengan deretan karang bergigi tajam itu.  Juga telapak tangan saya yang menahan badan ke lantai karang, biar tidak terlalu dilempar oleh ombak.

Tantangan berikut adalah supaya tidak terseret arus balik ke laut. Karena telapak tangan kiri saya sudah berdarah-darah....saya pegang erat2 dengan tangan kanan permukaan batu karang yagn agak tinggi itu.

Dan, saya berhasil......walau tangan dan kaki saya bengkak, biru, lebam, berdarah, tertusuk....dan entah apa lagi.



- BERSAMBUNG -

Berdarah Darah di Sawarna, Ujung Genteng (Part 1)

Semestinya ini perjalanan penuh petualangan. Tapi malah berakhir dengan sekujur kaki dan tangan berdarah-darah, dihempas pecahan ombak Laut Selatan -  tertusuk tajamnya karang hitam.

-- ---

Kami berlima sudah merancang matang-matang perjalanan ini: Sawarna, Sukabumi. Jaraknya sekitar 280 km dari sukabumi. Untuk menuju kesana kami menyewa mobil, Avanza hitam berikut supirnya. Secara kite2 kaga tau jalurnya cuyy. Tanggalnya uda kita pilih, PAS bertepatan dengan libur kejepit 17 Agustus . Biar bisa ikutan upacara dunk di desa Sawarna.

Tibalah hari H.

Pukul 8 kami meninggalkan Jakarta. Rute yang diambil adalah lewat Serang, Malimping terus hingga desa Sawarna. Beuhhh, keputusan yang S.A.L.A.H.  Ternyata jalan menuju dan sekitar Malimping jueleekkkk habis (ngga tau deh sekarang, kali uda bener). Bumpy, dusty!  Untung jumlah peserta trip ini cuma 5 dengan komposisi: 1 didepan seblah pa supir, dua ditengah, dua dibelakang.

And guess wat? i sit most behind. Serasa naek trampolin...duk! bles! duk! duk! duk! duk!  (3 terakhir itu menandakan kepala gw yang terantuk tiga kali dieternit mobil). Ouch!!

6 jam pertama, kami masih berpengharapan. Tujuh jam..............

Jam ke-7 mulai berpandang-pandangan.

Jam ke- 8 mulai resah......

Jam ke-9 kami mulai fatamorgana.....hahahahaha....genteng orang pun dibilang laut. Pokoknya asal ada warna 'kebiru-biruan' langsung dilusi....termasuk jemuran handuk biru orang dikira pantai.....

Lewat Maghrib, stelah melewati (tepatnya melintasi) hutan hutan yang membuat kami was was setengah mampus (takut disergap orang brosis) tibalah kami diperhentian desa Bayah.  Mang Ade, kepala kampung sekaligus yang punya penginapan tempat kami menginap sudah menunggu.

Encokkkkkkkk gileeeeee......

Begitu turun dari mobil kami langsung melakukan serangkaian goyang patah-patah. Bukan karena mo ikutan dangdutan 17-an, tapi karena mo patah yang sesungguhnya. Dari tempat mobil parkir kami kudu jalan lagi bowww.......melewati rumah rumah diperkampungan, dannnnn....jembatan gantung yang akn menghantarkan kami ke: PENGINAPAN WIDI.

fyi, Widi adalah namanya istri Mang Ade :D

Penginapan ini adalah rumah. Jadi intinya kami tinggal dirumah Mang Ade, dan tidur dikamar kamar mereka. Oiya, malam kaga ada listrik ya waktu itu....kamarnya juga standar: dipan berkasur kapuk + 2 bantal usang. Tiada TV, dll. Luar Biasa!!!!! ini baru namanya ESCAPE TRIP yang sesungguhnya..

[Bersambung: keesokan harinya......kecelakaan itu terjadilahhhhh.....Kalau bukan tangan Tuhan, uda matiiii saya diseret ombak dasyat laut selatan yang ngamuk]
Sawarna, Sukabumi (where my both leg and hand almost broken pfiuuhhh)

Dipelehhhh....dipelehhhhhhhhhh........jual jeroan keliling antar kampung

Susunan tempat duduk dimboillllll....benjol benjolannn dahhhhhhhh....pak Rano, bu Atut tulung jalannya dibenerinn

Ngasoooo dibale bale desa

Mbekkkkkkkkkk............you won't find in in JEKARDAA.....rebutan cemilan sore ama mbekk


Penginapan Widi Tempat kami menginappppp

ONE DAY YOU WILL WAKE UP AND  THERE WON'T BE ANY MORE TIME TO DO THE THINGS YOU'VE ALWAYS WANTED.

DO IT NOW.


(PAUL COELHO)

Tips: Mengapa Harus Membawa Sunglasses alias Kacamata Hitam Saat Travel

Anda suka travel? Saya juga.

Ada dua hal identik dengan travel (buat saya): T-Shirt dan Sunglasses (kacamata item/cengdem). Kali ini saya mau membahas pentingnya kacamata item (selanjutnya saya sebut "cengdem" aja ya biar singkat, alias seceng adem. Kalo saya sebut reibennn ntar menyebut nama merek, ogah ah).

Nah, ada beberapa alasan kenapa haram hukumnya temans tidak membawa cengdem kalau bepergian dan berjalan-jalan. APALAGI, kalau Anda bepergian SENDEREEE (solo traveling).

Pertama, dan yang terutama adalah: KESELAMATAN dari ancaman orang orang jahat. Kali temans mikir "lha, koq bisa?"  Yup. Kalau temans pernah nonton wawancara salah satu acara Investigasi ditivi, dengan pencopet maupun penculik ada salah satu bagian yang menarik dari interviu tersebut. Saat ditanya jurnalis, bagaimana mereka memilih korban, mereka menjawab: dari matanya. Kalau matanya celingak celinguk, bingung, apalagi kosong.........happppp!!!! langsung dicomot.

Jadi, inga inga ya, tatapan mata tidak hanya diincar orang yang sedang jatuh cintrong, tapi juga garong.

Nah, kalau pake cengdem, sekalipun temans sebenernya lagi galau karena jemputan koq ngga nongol2 di Rotterdam Centraal Station sono (misalnya), orang ngga akan terlalu notice. Secara pake cengdem.

Kedua, masih terkait nomor satu sih. Yakni kalau molor ngga ketauan. Eitsss...bahaya lho kalau temans lagi naik pesawat/kereta api/bus sendirian diluaran sono, trus sendirian, dan ketiduran. Ntar bangun-bangun dompet uda melayang. Mending kalo cuma doku yang ilang, kalo KTP, SIM, CC???? (ngga nyambung he he). Intinya, cengdem menyembunyikan mata merem saat molor.

Ketiga, untuk kesehatan mata. Yahh, ini pasti uda tau la ya. Sinar matahari bisa merusak mata kalo lama2 dipelototin. Apalagi kalau temans pergi ke pantai, atau gunung (yang secara geografis lebih deket ke matahari).

Keempat, saya sunggu ga paham.....mengapa cengdem bisa membuat wajah yang ala-kadarnya bisa menjadi keceh. Yang pastiii, kalo lagi travel kan muka suka awut-awutan tuhhhh (kena angin lah, kecemplung laut lahhhh), tapi begitu pake cengdem,....langsung kece dan siap dipoto.  Ingat: taking picture is part of traveling.

Demikian.
me and my cengdem anti UV (at himalaya range)
pelakon cengdem sedang di Kuta, Lombok hehehe

my cousin and her cengdem (tibet)




- read my other blog about people and communication -




Cara Tak Lazim Menuju Phuket: Banpronhateep Hotel (3/Finish)

Setelah penantian hampir 5 jam diterminal Hat Yai yang ngga jelas, akhirnya bus yang dinantipun tibalah.

Temans tau metromini? pernah naik kan? Nah, masih lebih gedean metromini deh dibanding bus kami. Untungnya pas merapat diterminal, busnya masih kosong......kami langsung menyerbu masuk. Bisa berabeee kalau ternyata ini bus terakhir dan kami ngga dapat tempat dudukkkkk.

Bus ini tanpa AC. Tapi ada kipas anginnya.....dan ada jendelanya *pfiuhhhhhhhhhhh*

Kami menunjukkan destinasi kami, yang telah ditulis diselembar kertas ke pak Supir:  Phuket. PHUKET.
Doi hanya menggangguk angguk dan melontarkan kata kata ajaib yang kami ngga ngertos....... Kami sempat menyodorkan Alfalink ke doi, biar doi mengetik apa yang dia maksud dengan kata kata ajaibnya tadi. Lhaaa......doi malah memandangi tu Alfalink.....dan beberapa saat kemudian melontarkan kata kata ajaib lain sambil cekikikan.

Ah....sudah gila dia. Terserah lah. Kami sudah pasrah.....

Another 30 minutes waiting....dan bus kotak busuk inipun berjalanlah. Tak menunggu lama, kami semua langsung molor...tertidur sambil memeluk tas masing masing. Dan tiba-tiba:

"EIV *&U(VCVML #89p0VM......!!! Puuuukeeee....pukkeeeeeee".

Kami langsung terbangun. Ternyata pak supir yang tereak tereak.

GLEK. Pukul 3 pagi.....dan diluar HUJAN LEBAATTTT. Pak supir menurunkan kami ditempat antah brantah. Kalo liat sekilas mirip tempat nongkrong taksi taksi gelap gitu deh. Bujubunenggg...... Ya sutra, dengan gagah brani kami b-5 berloncatan dari angkot (tupaiiiiii kaliiii loncattt hehehe), dan meringsek masuk ke salah satu taksi.

Untunglah....bapake supir bisa bahasa enggres. Kami menjelaskan untuk melaju mencari hotel yang dekat pantai, tapi murah. Ha ha ha ha......very tipikal bekpek: deket keramaian, dekat laut, tapi murah!

Hotel pertama: gelap, spooky. Tet tot! tolak...
Hotel kedua: terang, banyak pecun2 ga jelas....tolak.
Kepala mulai pusing karena ngantuk, trus masup angin karena kena hujan.....kami sepakat, pokoke hotel berikutnya kalo mendingan langsung diambil dahhh.........

Hotel ketiga:  Banpronhateep hotel. Ehhh......lumayan lhoooooo. Harga juga ga mahal2 amat lah. Rp 250 rebongan per kamar. Cusssssss.......langsung ditengah hujan deras, badan kami berpindah dari taksi ke kasur. Tak lama kemudian:  Zzzzz....zzzzz.....zzzzzzzzzzzzzzzz

*almost 4AM*

*Pukul 7 Pagi*

 Begitu mata terbuka sebelah.....saya langsung teriak: "pantaiiiiiiiiiiiiii....ayooo kita cari pantai. Jangan2 ga jauh dari sini." Ternyata o ternyata yang lain masih molor. Ya maklum deh, sampe hotel aja jam 4. Tapi saya ga peduli...Masih dengan gigi bejigong jigong, saya nyamber sendal jepit dan keluar dari hotel. Penasaran juga, sebenernya ni hotel posisinya dimana secara kemaren gelap gulita dan hujan.

And guess what? our hotel is only 3 minutes walking distance from the beach. Yihaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....

Laaaaauuuuuuutttttttttttttttttttttttt...........










Perjalanan Tak Lazim Menuju Phuket (2)

[Episode lalu: terjebak diterminal bus Penang yang kosong karena sedang libur Lebaran. Pertolongan datang dari oknum tak terduga, A Sun. Like his name, he is our sun in a darken daylight...halah!! Ternyata, A Sun pribadi tak terduga....dalam arti negatif sesungguhnya hahaha]

--- ----------

Si kokoh Asun memang orang gila. Indeed.

Sepanjang perjalanan dia tidak berhenti mengoceh. Menanyai kami satu per satu, bercanda garing....mulai dari garing yang sesungguhnya sampai garing sok genit2 ngga jelas. Dia juga dominan dan posesip........ngatur-ngatur, kapan kami harus turun beli minuman, turun berpoto (lhaaa orang ngga lagi pengen moto!!!!) dan seterusnya.

Awalnya pasrah, lama lama bete.

Untung aja kami ber-4 bisa bahasa batak, jadi bisa mulai menyusun strategi "menghindari" kebisingan si kokoh. Setelah diskusi panjang lebar kami putuskan: Pura pura tidur!! (hahahaha....diskusinya sih panjang, tapi actionnya cemen bangen).

Tapiiiii.......jangan semua belagak tidur a.k.a merem. Kudu ada satu yang volunteer gantian buat wake up. Ya kaleee aja doi tiba2 belokin kami ke rawa2 trus dihabisi kek pelem thriller. *ngaco*

BERHASIL. ha ha!

Setelah perjalanan panjang melelahkan, sekitar pukul 4 sore kami sampe disatu restoran chinese. Kata doi dari situ kami tinggal naek tuk tuk buat ke terminal bus. Ya sutra......yang penting selametttttttt....selametttttt.

Sebelum berpisah....ehhhhh...doi sempet2nya menta ditraktir makan kwetio goreng dituh resto. Plus ngasih harga buat jasanya.

"Lhaaaaaa kirainnnn gratissss..sssssss,"kata kami berbisik-bisik sesama.

Untung ga mahal. Yaaa kalo dikurs....total sekitar Rp 200 rebuan lah. Deal! plus kwetio....yaaaa Rp 225 rebuan gitu deh.

*
Sesuai petunjuk yang ditulis oleh encim pemilik resto Hat Yai, yang kemudian kami tunjukkan ke tuk tuk sewaan, tibalah kami disebuah "terminal".

Ini sepertinya bukan terminal beneran, tapi bayangan. Kotor, kumuh, berabu penuh preman2 Thailand (yang mukanya seram, tapi ga seseram preman rambutan). Teman2 pastikan membawa Alfalink kalau ke Hat Yai, karena tak satupun bisa berbahasa englessssss disini. Ya sutra, yang penting kami sudah nitip pesen ke salah satu premIn (cewe soale) kalau ada bus ke Phuket biar kasitau kami. Maka, kami pun duduk manislah....dibangku2 semen berukuran jumbo.

1 jam....2 jam.....3 jam....4 jam.........

Sialan!!! terminal mulai dari rame, terang....hingga gelah dan nyaris kosong.

Ngga bener nih. Perut udah mulai keroncongan. Ternyata, setelah tanya punya tanya.....ini nih lebih mirip terminal bayangan dalam kota doang. Sementara kami udah antar kota....lhaaa wong Phuket jaoh dari Hat Yai. Beuuuuuu!!!! Ditengah perbicangan seru, mulai dari ocehan merasa ditipu si Asun, ditipu preman hat yai, dst......tiba2 ada salah satu yang nyeletuk:

"ehhhh......ini ni tempat kita duduk, batu nisan ya?"

"buset........ini kita dikuburan?????????"

O LA LA!

But the best thing about having the right travel-mates is: you always laugh at everything including at the most exhausted-weary-confusing moment.

[Bersambung: Phuket........i see you]
at terminal ajaib hat yai.......tuhhhhhhh kannnn? (kaya) nisan nisan kan? manaaaa kosongggg lagi tu terminal tinggal kita b5

Perbatasan Hat Yai Penang.....si ASun setia aja nungguin kita dimobil. Gilee juga kalau sampe doi ngelariin tas2 kita dimobilnya hehehehe

Sampeee restooooo Hat Yai......"dipaksa" nraktir si kokoh ajaibbbbb

Salah satu hasil karya si kokoh asun.......waktu kiteee nyebrang naik feri, berikut mobilnya yang penuh sayur itu

Masih girangggg....naek tuk tuk menuju terminal ajaibbbbbb