Welcome to My Website. I studied engineering but later became a journalist, who then "rewarded" me with a Master's degree in Finance & Accounting ... but in the last 10 years, I trained and shared COMMUNICATION skills - not about money, or building materials. I fell in love with this knowledge, then deepened it scientifically as a Master in Communication Science. Now, I teach from Interpersonal, Self-Concept, Creative Writing, Family Communication to Media Handling Skills in corporations, government, and campus. That is ... my life is full of surprises and unusual dynamics.To know more about me, please follow my FB&IG at Feby.Siahaan

KOMUNIKASI PERSUASIF for JOURNALIST


Kali ini topiknya " Komunikasi Efektif."

Berarti ada Komunikasi TIDAK Efektif?ADA!!!. Ada measurementnya? ADA (banget)
Bisa jadi KPI dong? BISA (banget)

Koq jarang dipakai jadi KPI ama institusi? ITULAH. Karena orang sering meremehkan komunikasi....dianggapnya barang receh yang bisa dipelajari dari internet. Tet tot. It's science.

Communication is a noun and verb, at the same time. One word with huge power..

I Love You, Good Bye.

40 Hari Lalu

Jam segini, 04.35 an subuh, 40 hari lalu saya terbangun oleh langkah kaki suster yang seperti tergesa. Subuh itu, seperti biasa saya lagi giliran jaga di RS Siloam TB Simatupang Jakarta kamar 1902. Kami jaga berdua. Saya ditemani kakak tertua Corry Siahaan yang masih terlelap, lelah.

Saya beranjak dari kasur lipat. Beringsut mendekati tempat tidur bapak. Ia masih tak sadar, walau kadang bereaksi sedikit. Sambil berucap pelan, "Pak......" saya elus kakinya yang tersembul dari balik selimut tebal. Saya tertegun.Subuh itu, kakinya telah dingin......tak lagi terasa hangat seperti biasa walau ia sedang koma.

Saya membeku.

Mengatakan "kami sudah iklas" jauh lebih mudah dibanding saat perpisahan itu tiba.

Biasanya saya kuat, tapi pagi itu tidak.

Saya terisak hebat dalam senyap dan kamar yang masih gelap.

Saya tak mau membangunkan kakak yang masih lelap, karena ingin menghabiskan hari itu, subuh itu...berdua saja. Saya menunduk, dan sambil berderai beruah ruah menciumi telapak kakinya. Untuk kali pertama, dan terakhir.

"Maafkan aku ya Pak....Terima kasih....terima kasih."

Denyut nadinya terus melemah, sampai kemudian hilang. Dingin itu menjalar pelan, dari kaki....badan hingga keningnya yang kutempel erat di pipi kananku saat ia pergi pada 13.43 siamg.

Yet, he never lose his smile...