Welcome to My Website. I studied engineering but later became a journalist, who then "rewarded" me with a Master's degree in Finance & Accounting ... but in the last 10 years, I trained and shared COMMUNICATION skills - not about money, or building materials. I fell in love with this knowledge, then deepened it scientifically as a Master in Communication Science. Now, I teach from Interpersonal, Self-Concept, Creative Writing, Family Communication to Media Handling Skills in corporations, government, and campus. That is ... my life is full of surprises and unusual dynamics.To know more about me, please follow my FB&IG at Feby.Siahaan

Road Trip 6D5N ke 4 Penjuru Sumba Rp 4,9 Juta + ITIN PLUS BIAYA (4/4 -TAMAT)

Hari ke-5&6 (LIMA)

PANTAI WEEKURI.  Sebenarnya ini adalah semacam lagoon.....atau danau air asin.  Air dari Laut Sewu mengalir dari balik balik bebatuan karang, membentuk seperti danau kecil yang bening dan tenang.  Perfect spot to swim and playing around with salty water. Ini WAJIB ANDA KUNJUNGI. Harap diingat, tempat ini masih belum dikelola secara resmi dan profesional. Jadi, ada sih toilet tapi yaaahhhh...standar untuk umum. Tidak bisa bilas dengan nyaman seperti pantai di bali, atau yang lainnya. Jadi siap siaplah berbasah basahan ketika meninggalkan weekuri.

Perhatikan juga jam jam ketika tiba disini, bisa jadi ketika air surut....malah kering dah danaunya dan tidak bisa berenang cyantikkkk. Kemarin kami tiba sekitar pukul 11.30 an....dan bermain hingga pukul 2 kurang.

RUMAH ADAT RATENGGARO. Rumah adat ini terletak di pinggir pantai. Jadi viewnya ciamikkk banget. Keistimewaan lain adalah, atapnya jauhhhh lebih tinggi dari rumah adat praijing juga tarung. Tingginya mencapai 16 meter. Atap bertingkat untuk menyimpan bahan makanan. Biasanya ditempat ini banyak anak/remaja yang mendekat dan minta minta uang. Mengganggu memang. Tapi jangan diladeni, nanti malah makin beramai ramai datangnya.  Untungnya pas kami disana, BLAS tidak ada satupun bocah yang mendekat..........semua hanya duduk manis atau melirik sedikit saja, saat berpapasan dengan kami ketika menyusuri jalan kampung.

Selesai dari Ratenggaro, kami balik lagi ke hotel mario.....mau nunggu sunset disana hahahah. Soalnya tadi pagi waktu untuk maen di pantai cuma bbrp jam, masih kurang......

Hari ke-6  ENAM
Karena pesawat berangkat jam 11.30 dan hotel cuma berjarak 10 menitan dari airport Tambolaka, kami masih sempat jalan jalan dolo cari kain di pasar dekat hotel. Sebenarnya driver, Gun menawarkan juga kalau mau liat sunrise di bukit. Tapi body udah mulai brojol, plus besoknya kudu lgs masup kerja hehehe.


===== ===== ITINERARY
Tipe Petualangan: ROAD TRIP
Kendaraan:  Mobil Toyota Innova, diisi 4 orang (max 5, supaya tetap lapang karena perjalanan jaoh jaoh lhoooooo).
Biaya:
Sewa mobil:  Rp 850 ribu per hari (incl bensin + makan driver + penginapan supir)
Hotel malam 1 & 2:  Hotel Morinda- Waingapu Rp 500 000 per mlm incl bfast (REKOMEN)
Hotel malam 3 : Rumah Budaya Sumba- Waitabula Rp 500 000 per mlm incl bfast (So-So, soalnya AC dan Air panas tidak berfungsi.
Hotel malam 4: Mario Hotel beach front - Waitabula Rp 650 000 per mlm incl bfast (rekomend)
Hotel malam 5:  Hotel Sumba Sejahtera - Kota/Waitabula Rp 350 000 per mlm incl bfast (rekomend).

Karena sistemnya patungan, kemarin  kami tdd 2 group, dimana 1 group tdd 4 orang untuk 1 mobil.
Untuk transportasi dan akomodasi saya spent Rp 2,3 juta. Tiket PP 2,6 juta (Berangkat dengan Lion+Wings via Dpsr. Pulang Wings+Batik via Dpsr).

So total sekitar Rp 4,9 juta.

PS: Makan tidak saya masukkan, soalnya ga mahal koq. Di Sumba barat, ada warung padang dan warung "jawa" yang skali makan 20-25 rebub uda pake ayam+sayur+bakwan.

CONTACT PERSON SUMBA:
Guntur (Panggilan "GUN") di No HP 0852 5337 7142 (bisa WA)

Happy Adventure!!!!!!!!!!!!

Road Trip 6D5N 4 Penjuru Sumba Rp 4,9 Juta (Bag 3/4)

Day 3&4

Hari ke 3 (TIGA) kami bergeser ke arah barat laut.

Desa PRAILIUN. Destinasi pertama adalah Rumah Tenun Rambu Chicco - Desa Prailiun. Kunjungan ke tempat ini merubah mindset saya TOTAL tentang kaen Sumba. Semula saya sempat "kheki" koq ya bisa kaen (sarung) harganya sampe 5, 9. 10 jutaan....seharga motor. Pasti asal getok harga.  Pas berkunjung ke rumah tenun (home industry gitu) baru mudeng......prosesnya susahhhhh bangattttttttt yoroooooh.  Semua bahan alami (akar pohon, daon, buah ini, anu.....serat kayu dll dll).  Gak ada deh bahan2 kimia yang bisa luntur kalok kena keringat atau salah deterjen itu. Pure nature.  Terus, bikin satu sarong aja bisa 6 bulan, bahkan 1 tahon!!!!! SATU SARUNG.......

"Yah, wajar lah harga Rp 7-8 juta kalo ngerjainnya 6 bulan....itu kan sama aja kaya menggaji mereka untuk 6 bulan ngerjain satu biji doang," kata saya berbisik ke temans.

Ternyata, Rumah Tenun ini adalah langganan para ertong jakarta. Termasuk DS, si bintang AADC. Bikin disonoh, dijual di jekarda setelah dikasi "merek" oleh ertong ybs.  Terus ngapah? Yaa gpp sih, ngasitau aja hahahahah.  Tapi kalo agan/sis beli langsung harganya 1/4 dari beli dari si bintang aadc. Begitiuuu......

WAIRINDING.  Ini bukit tempat soting pelem Pendekar Tongkat Mas. Lokasi wajib kunjung Sumba. Bagus memang....deret deretan savana.  Sejujurnya kalao cuma sightseeing kurang afdol. Enaknya memang.....naek kudaaa hahahah. Ato paling ngga tracking, trus piknik di tengah deretan savana. Masalahnya klo siang astagaaaahhh, tempat ini puanas be-eng. Kolor aja bisa meleleh.

BUKIT LAILARA. Dari Wairinding kami bergerak sedikit ke bawah (tepatnya barat daya) menuju Bukit Lailara.  Tempat ini juga berupa rentetan savana savana...mirip dengan wairinding. Tapi kalau disuruh pilih, saya lebih suka Wairinding. Lebih infinite..tak terbatas. Temans bisa makan siang disini, gelar tikar sambil memandang ke kejauhan. Asikkkkkk. 
 
RUMAH BUDAYA. Dari Warinding kembali menyusuri jalanan Sumba Barat menunju Rumah Budaya Sumba di Desa Wee Londa.  Rumah Budaya ini dikelola dan didirikan oleh Pater Robert Ramone, diatas lahan seluas 3 ha.  Ada bagian untuk pagelaran, ada juga penginapan dan tempat untuk ibadahnya.

Malam ketiga kami menginap di tempat ini.  Biayanya sekitar Rp 500 ribuan per malam. Kamarnya besar, tapi (saat kami tinggal disana) AC mati blas. Dan air pun kecil sekali mengalirnya. Kemungkinan karena cukup banyak tamu yang menginap.  Kekurangannya sih cuma itu.....tapi cukup krusial mengingat ini road trip sehingga badan lelah dan butuh mandi serta tidur yang lelap.

Hari ke - 4 (EMPAT)
 
Dari Barat Daya kami bergeser ke arah bawah, menuju Sumba Barat.

KAMPUNG TARUNG.  Ini adalah kampung tradisional Sumba tertua.  Beberapa minggu lalu sempat terbakar, tapi this place is a MUST see.  Sesudah ini kami mengunjungi 2 kampung adat lain, tapi yang Tarung ini jauhhhhh lebih kerasa tradisional DAN Mistis-nya.

Pesan:  Kondisi di Sumba Barat berbeda dengan Timur. Sepanjang jalan, orang orang membawa pedang (parang tapi lebih langsing). Dan memang tidak seramah penduduk Sumba Timur yang lebih akrab menyapa dll.  Tapi ga masalah juga, sebagai tamu (pendatang/turis) temans harus yang lebih proaktif menyapa dan memberi salam.   Terutama ketika berkunjung ke kampung Adat. Seringlah memberi salam PAGI, SIANG...sembari menundukkan kepala dan tersenyum.

KAMPUNG PRAIJING. Praijing lebih teratur dan lebih tertata dibanding Tarung.  Tapi karena kami tiba disini tepat waktu makan siang, tidak terlalu banyak warga kampung yang kami temui. Berbeda dengan Tarung yang hampir disetiap teras rumah, ada yang lagi duduk dan ngumpul............

Di Praijing, kami disapa dan disambut oleh Pak Tiu.  Bapak ini padahal bukan tetua adat lho....ya ramahh ajaa....hehehe. Kami diajak duduk di "teras" rumahnya.  Hmmm.....ini rumah memang di desain dengan WISDOM yang luar biasa. Bayangkan, padahal saat itu puanass polll!!! tak ada AC, kami duduk di teras bambu yang diatapi oleh jerami/alang alang....

"wahh pasti panas nih," pikir saya.  Eitsss, ternayta sejukkkkk buangetttt ckckckc.  Don't underestimate traditional wisdom and ethnical architecture.

HOTEL MARIO. Pantai KITA.  Dari Praijing kami melaju menuju arah Tambolaka, menuju ke Pantai Kita.  Hotel kami menginap malam ini adalah HOTEL MARIO yang letaknya di Pantai Kita. Ternyata hotel satu ini lumayan masukkk ke pelosok juga. Sekitar 30 menit dari kota Tambolaka. Mana jalannya guelappppp karena sudah lewat Maghrib. Buset itu gelap segelap gelapnya dunia.  Deg degan juga, takut ada gerombolan bajing loncat.

Karena sudah malam, tak terlalu kelihatan indahnya hotel ini. Oiya, kalau inap di hotel ini, mintanya di lantai DUA ya. Karena di lantai satu, banyak binatang keluar dari pojok2 dinding......di bunuh, nter muncul lagi. Dan banyak sampe ngerayap di dinding. Kata temen saya itu sejenis kutu busuk. Hiiiiiii......  Nah, kalau di lantai dua, tidak terlalu banyak. Plus, air pancuran (shower) di lantai dua lebih kuencenggg.. Kalau di lantai satu, cepirit doang. Capee dah.

Ketika pagi menjelang, barulah kelihatan...wuidihhhhhh pantai private hotel mario maknyusssssssss bangat.  Sayang acara kami cukup padat. Saran saya, temans kalau inap disini, SPARE SATU HARI hanya untuk maen dan berjemur saja di hotel......berenang2 di laut. Pantainya luasssss bangat.

NEXT:  Petualangan tak terlupakan di PANTAI WEEKURI. PRIVATE LAGOON....yihaaaaa!!!!!!
BACA: Road Trip 6D5N 4 Penjuru SUMBA Rp 4,9 Juta+Itin+Rincian (Bag 4-TAMAT)





Road Trip 6D5N 4Penjuru Sumba IDR 4,9 Juta (Bag 2/4)


Day 2

Dari wilayah timur kami bergerak ke tengah, menuju destinasi utama yaitu air terjun Tenggadu, di desa Tenggadu.

Jam 6 kami sudah bangun, mau menikmati pemandangan hotel Morinda di pagi hari. Suegarrrrnyaaa. Rasanya malas beranjak dari teras kayunya yang nyaman. Tapi ga mau rugi juga tidak melihat panorama Sumba tengah.  Jam 7 kami sudah sten bei di tempat sarapan. Menunya standard, nasi goreng, mie goreng, kopi dan teh. Tapi terasa mewah karena view resto dan suasana yang alami, natural....dan tentu karena ini adalah liburan, jadi semua terasa indah. Yuhuuuuu.

Lepas sarapan, pukul 8 kedua mobil sudah sten bei. Cussssss...berangkat.
Jangan kaget kalau di sumba timur, teruama daerah perumahan dan perkampungan, babi...iya BABI berkeliaran dimana mana. Kadang bisa nyebrang seenak udelnya bikin supir kaget. Ciiiittttttt....alhasil ngerem mendadak hehehe. Selain itu warga juga banyak yang memelihara kerbau dan kambiang. Mbeekkkkkk....

Memasuki Sumba timur, panorama berubah dari savana hijau menuju kegersangan. Pohon mati kecoklatan, dipadu dengan warna tanah/pasirnya yang nyaris putih. Cakeppppp.... Karena matahari bersinar terang banget, kami tidak mau menyia2kan.  Setiap ada spot indah, JANGAN RAGU untuk bilang driver to STOP.  Ambil poto adalah keharusan di sumba tengah ini.

Menuju Air terjun TENGGADU, teman harus trekking dahulu sekitar 30-45 menit. Melewati lereng yang landai, sedikit curam, maupun curam bangettt. Jadi pakaian sendal yang proper bukan yang licin licin, nanti jatuh bisa berabe.

Di Desa Tenggadu, kami sempat bikin sesi bagi bagi buku dan alat tulis serta nyanyi bersama para bocah bocah. So switt.... tapi cerita mereka tentang kualitas pendidikan bikin miris.  Saat ditanya mau bilang apa ke JOKOWI, ibu yang kebetulan rumahnya dekat mobil kami parkir, ikut nimbrung.

"Kami minta dikirimkan buku tulis. Disini muridnya adal 57 tapi dari dana BOS itu cuma bisa cukup beli buku 2 eksemplar saja. Jreng jrengggg....pegimana ini pak Jokowi????? apakah ada yang menyunat dana BOS sehingga pas nyempe di kampung, jadi cepirit banget kegunaanny?????????????

Hari kedua kami tutup dengan menghabiskan sore hingga sunset di pantai Purukabara.  Sengaja kami mebawa 5 hammock utk gelantungan di pohon sembari menanti sunset. 

Resume: trip hari ke-2 bergeser dari sumba timur ke tengah.  Menuju desa Tenggadu dan pantai purukambara

NEXT:  Menuju Savana Wairinding yang terkenal dan banyak dipakai Shooting pelem, serta Bukit Lailaraaaa......dan pantaiiiiiiiii.
BACA:  ROAD TRIP 6D5N ke 4 PENJURU SUMBA Rp 4,9 juta (Bag.3)

Road Trip 6D5N 4Penjuru Sumba IDR 4.9Juta (Bag 1/4)

Day 1

RUTE:
BERANGKAT:  JAKARTA - BALI - WAINGAPU (SUMBA TIMUR)
ROAD TRIP:  Sumba Timur - Tengah - Barat Daya (arah selatan) - Utara - Barat
PULANG:  TAMBOLAKA Airport/SUMBA BARAT - Denpasar - Jakarta  
========== ============= ================= =========

Dari jakarta kami mengambil flight pertama,  Lion pukul 04.30 pagi menuju Denpasar.  Soalnya dr Dps,  kami harus lanjut Wings Air menuju Waingapu pukul 9.50 WITA.  Takutnya kalau naik Lion pukul 5 atau 6, lalu kena delay..... walahhhh berabe.  Secara flight dr Dps ke Waingapu cuma sekali aje.  

Pukul 7.30 WITA kami tiba di Bali.  Secara bangunnya td jam 2 subuh dan ga sempat sarapan,  begitu landing langsung ngisi perut.  oiya,  secara Lion dan Wings adalah satu perusahaan... jd koper kaga usa diambil or dipindah pas di bali.  uda di transfer lgs oleh Lion ke Wings.
puji Tuhan,  Wings kaga delayy sodarahhh.  Penerbangan bali waingapu berdurasi 2 jam.  hahahaha.. lumayan lama,  ldhal koq keknya deket.  Ternyata kerna kami naek pesawat yg ada baling2nya.... ga secepat boeing ataua jumbo jet wkwkwkwkw

Pukul 12 tiba di bandara Umbu xxxx.  Pak Driver Domi dan Gun sudah menanti.  Kami mnggunakan 2 mbl inno va utk ber8. Sewa mbl perhari 850 ribu all in ama driver dan BBM.

Selesai mengisi perut, kami check dl di hotel morinda.  ini Hotel agak ke pinggir tp viewnya makjleb.  lokasi diapit sabana sabana dan pebukitan. Rate sekitar 650-700 ribu per malam incl breakfast.  Rekomen banget buat yg mau petualang kerna kaga dapat sinyalll sama sekalii. 
terasnya uhuyy,  berlantai kayu dan menghadap ke sabana.  Dilereng sebelah bawah hotel,  ada sungai mengalir.... ahiwww.

Selesai check in, dan mencuci muka kami mluncur ke bukit persaudaraan atau mau hau.  ini utk sight seeing. lalu ke bukit salib. dibanding Mau Hau, sabana salib ini lebih dramatis.... kalau mau berleha leha,  bawa tikerr ama minan dingin ke sini.  Asoyyyyyy

Hari Pertama kami tutup dengan pantai Warakiri. 
Day 1:   Bukit Persaudaraan, Bukit Salib, Pantai Waikiri for sunset