Welcome to My Website. I studied engineering but later became a journalist, who then "rewarded" me with a Master's degree in Finance & Accounting ... but in the last 10 years, I trained and shared COMMUNICATION skills - not about money, or building materials. I fell in love with this knowledge, then deepened it scientifically as a Master in Communication Science. Now, I teach from Interpersonal, Self-Concept, Creative Writing, Family Communication to Media Handling Skills in corporations, government, and campus. That is ... my life is full of surprises and unusual dynamics.To know more about me, please follow my FB&IG at Feby.Siahaan

Road Trip 6D5N 4 Penjuru Sumba Rp 4,9 Juta (Bag 3/4)

Day 3&4

Hari ke 3 (TIGA) kami bergeser ke arah barat laut.

Desa PRAILIUN. Destinasi pertama adalah Rumah Tenun Rambu Chicco - Desa Prailiun. Kunjungan ke tempat ini merubah mindset saya TOTAL tentang kaen Sumba. Semula saya sempat "kheki" koq ya bisa kaen (sarung) harganya sampe 5, 9. 10 jutaan....seharga motor. Pasti asal getok harga.  Pas berkunjung ke rumah tenun (home industry gitu) baru mudeng......prosesnya susahhhhh bangattttttttt yoroooooh.  Semua bahan alami (akar pohon, daon, buah ini, anu.....serat kayu dll dll).  Gak ada deh bahan2 kimia yang bisa luntur kalok kena keringat atau salah deterjen itu. Pure nature.  Terus, bikin satu sarong aja bisa 6 bulan, bahkan 1 tahon!!!!! SATU SARUNG.......

"Yah, wajar lah harga Rp 7-8 juta kalo ngerjainnya 6 bulan....itu kan sama aja kaya menggaji mereka untuk 6 bulan ngerjain satu biji doang," kata saya berbisik ke temans.

Ternyata, Rumah Tenun ini adalah langganan para ertong jakarta. Termasuk DS, si bintang AADC. Bikin disonoh, dijual di jekarda setelah dikasi "merek" oleh ertong ybs.  Terus ngapah? Yaa gpp sih, ngasitau aja hahahahah.  Tapi kalo agan/sis beli langsung harganya 1/4 dari beli dari si bintang aadc. Begitiuuu......

WAIRINDING.  Ini bukit tempat soting pelem Pendekar Tongkat Mas. Lokasi wajib kunjung Sumba. Bagus memang....deret deretan savana.  Sejujurnya kalao cuma sightseeing kurang afdol. Enaknya memang.....naek kudaaa hahahah. Ato paling ngga tracking, trus piknik di tengah deretan savana. Masalahnya klo siang astagaaaahhh, tempat ini puanas be-eng. Kolor aja bisa meleleh.

BUKIT LAILARA. Dari Wairinding kami bergerak sedikit ke bawah (tepatnya barat daya) menuju Bukit Lailara.  Tempat ini juga berupa rentetan savana savana...mirip dengan wairinding. Tapi kalau disuruh pilih, saya lebih suka Wairinding. Lebih infinite..tak terbatas. Temans bisa makan siang disini, gelar tikar sambil memandang ke kejauhan. Asikkkkkk. 
 
RUMAH BUDAYA. Dari Warinding kembali menyusuri jalanan Sumba Barat menunju Rumah Budaya Sumba di Desa Wee Londa.  Rumah Budaya ini dikelola dan didirikan oleh Pater Robert Ramone, diatas lahan seluas 3 ha.  Ada bagian untuk pagelaran, ada juga penginapan dan tempat untuk ibadahnya.

Malam ketiga kami menginap di tempat ini.  Biayanya sekitar Rp 500 ribuan per malam. Kamarnya besar, tapi (saat kami tinggal disana) AC mati blas. Dan air pun kecil sekali mengalirnya. Kemungkinan karena cukup banyak tamu yang menginap.  Kekurangannya sih cuma itu.....tapi cukup krusial mengingat ini road trip sehingga badan lelah dan butuh mandi serta tidur yang lelap.

Hari ke - 4 (EMPAT)
 
Dari Barat Daya kami bergeser ke arah bawah, menuju Sumba Barat.

KAMPUNG TARUNG.  Ini adalah kampung tradisional Sumba tertua.  Beberapa minggu lalu sempat terbakar, tapi this place is a MUST see.  Sesudah ini kami mengunjungi 2 kampung adat lain, tapi yang Tarung ini jauhhhhh lebih kerasa tradisional DAN Mistis-nya.

Pesan:  Kondisi di Sumba Barat berbeda dengan Timur. Sepanjang jalan, orang orang membawa pedang (parang tapi lebih langsing). Dan memang tidak seramah penduduk Sumba Timur yang lebih akrab menyapa dll.  Tapi ga masalah juga, sebagai tamu (pendatang/turis) temans harus yang lebih proaktif menyapa dan memberi salam.   Terutama ketika berkunjung ke kampung Adat. Seringlah memberi salam PAGI, SIANG...sembari menundukkan kepala dan tersenyum.

KAMPUNG PRAIJING. Praijing lebih teratur dan lebih tertata dibanding Tarung.  Tapi karena kami tiba disini tepat waktu makan siang, tidak terlalu banyak warga kampung yang kami temui. Berbeda dengan Tarung yang hampir disetiap teras rumah, ada yang lagi duduk dan ngumpul............

Di Praijing, kami disapa dan disambut oleh Pak Tiu.  Bapak ini padahal bukan tetua adat lho....ya ramahh ajaa....hehehe. Kami diajak duduk di "teras" rumahnya.  Hmmm.....ini rumah memang di desain dengan WISDOM yang luar biasa. Bayangkan, padahal saat itu puanass polll!!! tak ada AC, kami duduk di teras bambu yang diatapi oleh jerami/alang alang....

"wahh pasti panas nih," pikir saya.  Eitsss, ternayta sejukkkkk buangetttt ckckckc.  Don't underestimate traditional wisdom and ethnical architecture.

HOTEL MARIO. Pantai KITA.  Dari Praijing kami melaju menuju arah Tambolaka, menuju ke Pantai Kita.  Hotel kami menginap malam ini adalah HOTEL MARIO yang letaknya di Pantai Kita. Ternyata hotel satu ini lumayan masukkk ke pelosok juga. Sekitar 30 menit dari kota Tambolaka. Mana jalannya guelappppp karena sudah lewat Maghrib. Buset itu gelap segelap gelapnya dunia.  Deg degan juga, takut ada gerombolan bajing loncat.

Karena sudah malam, tak terlalu kelihatan indahnya hotel ini. Oiya, kalau inap di hotel ini, mintanya di lantai DUA ya. Karena di lantai satu, banyak binatang keluar dari pojok2 dinding......di bunuh, nter muncul lagi. Dan banyak sampe ngerayap di dinding. Kata temen saya itu sejenis kutu busuk. Hiiiiiii......  Nah, kalau di lantai dua, tidak terlalu banyak. Plus, air pancuran (shower) di lantai dua lebih kuencenggg.. Kalau di lantai satu, cepirit doang. Capee dah.

Ketika pagi menjelang, barulah kelihatan...wuidihhhhhh pantai private hotel mario maknyusssssssss bangat.  Sayang acara kami cukup padat. Saran saya, temans kalau inap disini, SPARE SATU HARI hanya untuk maen dan berjemur saja di hotel......berenang2 di laut. Pantainya luasssss bangat.

NEXT:  Petualangan tak terlupakan di PANTAI WEEKURI. PRIVATE LAGOON....yihaaaaa!!!!!!
BACA: Road Trip 6D5N 4 Penjuru SUMBA Rp 4,9 Juta+Itin+Rincian (Bag 4-TAMAT)





Tidak ada komentar: