Welcome to My Website. I studied engineering but later became a journalist, who then "rewarded" me with a Master's degree in Finance & Accounting ... but in the last 10 years, I trained and shared COMMUNICATION skills - not about money, or building materials. I fell in love with this knowledge, then deepened it scientifically as a Master in Communication Science. Now, I teach from Interpersonal, Self-Concept, Creative Writing, Family Communication to Media Handling Skills in corporations, government, and campus. That is ... my life is full of surprises and unusual dynamics.To know more about me, please follow my FB&IG at Feby.Siahaan

Pendakian Gn Prau Bagi Pemula (bag 2 Tamat)

(lanjutan)

Minggu pagi,  pukul 5 teng kami meninggalkan hotel menuju posko pendakian Patak Banteng. Langit sudah mulai terang.  Saat tiba di posko,  kosyong blas.  Petugas ternyata sudah istirohat setelah dari tengah malam sibuk mendata para pendaki. Tapi setelah diteriaki.... "bangunnnnn pakkk".... Ia pun bangkit juga.

"jam segini sudah kesiangan.. " katanya yg kami respon dengan cengar cengir.  Setelah bayar 10 ribu per orang... Cusss!!!!  Brangkat.

Tantangan pertama: Anak tangga.  Orang menyebutnya 1000 anak tangga,  walau ga sampe segitu jumlahnya.  Tapi pegelnya mungkin sama.  Sekitar 200 an anak tangga.  Not bad for warming up.

Tantangan selanjutnya... Tanjakan berlantaikan batu conblock hingga posko 1. Kemiringan 30-45 derajat.  Mulai dah napas tersengal.  Tiap 10-15 minit saya berhenti,  mengatur napas.  Tips,  jangan lupa saat atur napas balikkan badan sehingga menatap ke bawah.  Konon untuk mengikuti gravitasi dan mempercepat detak nadi normal kembali.  It works sih.

Setengah jam huh hoh huh hoh,  sampe dah di pos 1 namanya SIKUT DEWO. 

Menuju pos 2, trek berubah dr batu buatan ke tanah pebukitan.  Kemiringan bervariasi 30 - 50 derajat.  Tapi masih manusiawi karena dibeberapa ruas disediakan tali baja tuk pegangan di lereng bukit.  Angin lumayan kencang pagi itu.  Belakangan diberitahu pendaki lain,  di puncak ada badai angin. Di pos 2 - Canggal Walangan - temans bs berehat sambil mengunyah atau buang air.  Soalnya pos 2 ada satu warung kecil,  menjual pop mie dan teh juga semangga dan gorengan.

Tanjakan menuju pos 3, mulai tak manusiawi hahahahaha. Tanjakan makin terjal hingga 60-70 derajat kemiringan dan injakan kaki adalah akar akar pohon yang menjalar ke sana sini.  Undakan/injakan ada yg setinggi satu anak tangga.... Dua,  bahkan tiga sekaligus.  Utk yg terakhir ini mau tak mau tangan pun ikut maen,  untuk manjat ala spidermen.  Setelah ngos ngosan sejam (dari pos 2) tiba juga di posko 3 yang namanya POS CACINGAN.

Nah,  penderitaan sesungguhnya adalah dr pos 3 menuju puncak.  Ituah kemiringan 40-85 derajat keles.  Belum lagi treknya makin kecil dan harus gantian dengan pendaki yang turun.  Weleh weleh.

Mulai dr pos 3 hingga puncak,  temans hrs pintar2 atur napas. Kalau saya iramanya kanan-kiri-kanan trus stop 2 detik lalu kanan kiri kanan stop dst.  

Setelah 3,5 jam nonnn stop mendaki akhirnya sampe jugaaaa di pos 4 Plawangan sekaligus puncak dan camp area gn prau.

Yeayyyyyyyy.  Puncak prau berbentuk sabana luass.... Yg bs diisi hingga 1000 tenda.  Sebelah kiri camp ada yang disebut Padang Sabana Lonte Sore (dont ask me why!!!!) lalu ke arah barat lautnya ada bukit teletubbies.

Saran saya: kalau naik lewat Patak Banteng,  turunnya lewat Dieng aja.  Tidak terlalu terjal,  walau lebih jauh dikit.  Jangan kaya gitu,  uda PP ehhhg blagu turunnya lewat patak banteng. Maka jadilah kita kakinya pegal tingkat dewa hingga semenggu ke depan.

Jangan lupa bawa minum,  krn tak ada sumber mata air di atas.  Air adalah nyawa.

Selamat mendaki.

Tidak ada komentar: