Welcome to My Website. I studied engineering but later became a journalist, who then "rewarded" me with a Master's degree in Finance & Accounting ... but in the last 10 years, I trained and shared COMMUNICATION skills - not about money, or building materials. I fell in love with this knowledge, then deepened it scientifically as a Master in Communication Science. Now, I teach from Interpersonal, Self-Concept, Creative Writing, Family Communication to Media Handling Skills in corporations, government, and campus. That is ... my life is full of surprises and unusual dynamics.To know more about me, please follow my FB&IG at Feby.Siahaan

The Imitation Game (Movie Review) - based on true story


Sometimes it is the very people who no one imagines anything of, who do the things that no one can imagine.”

 Ini kata kata keramat yang selalu diucapkan dan terngiang ditelinga Alan Turing.

Ia mengucapkannya pada dirinya sendiri, juga pada tunangannya yang juga jagoan matematika (Joan Clarke) saat wanita ini nyaris putus asa. Sayang, kepahitan hidup Alan terlalu bertubi tubi hingga akhirnya ia mengakhiri hidupnya diusia yang relatif muda, 41 tahun.  Ia bunuh diri tidak lama setelah ia menciptakan sebuah ‘mesin yang memenangkan Inggris dan sekutu atas Jerman’. 

Mesin ini juga yang puluhan tahun kemudian merubah peradaban dunia lewat sebuah benda bernama: KOMPUTER.

*
Alan turing memang orang yang terbuang. Ia seorang anak nerd, pintar, tapi secluded dan dibully habis habisan oleh teman teman sekolahnya. Ia mengalami kekerasan sejak dini.

Do you know why people love violance?” katanya suatu ketika kepada Hugh, teman sepenelitiannya yang menghajar mukanya sampai babak belur karena marah.

Hugh hanya diam.

Cause it feels good,”kata Alan dengan bibir pecah, berdarah-darah.

Human finds violence deeply satisfying. But remove satisfaction, than the act becomes...hollow.

Mungkin itu sebabnya ia selalu dingin saat menghadapi kekerasan, untuk mencegah lawannya merasakan kepuasan....agar lawannya merasa 'kosong'.

*
IMITATION GAME adalah Film Inggris bersetting Perang Dunia ke-2. Alkisah setiap pesan serangan Jerman terhadap negara lawan selalu dikirimkan dalam sebuah kode kode yang TAK TERPECAHKAN. Inggris, dan dinas intelijennya, MI6 (yang ternyata adalah riil dan tidak bual2an ala James Bond hehe) mulai pusing tujuh keliling. Tim enkripsinya gagal mengartikan kode kode Nazi. Kapal kapal selam, kapal perang dan pesawat tempur Inggris dan sekutu dibabat habis oleh Jerman.

Amerika, Rusia, Prancis, semua gagal membongkar (cracking) kode Jerman yang dihasilkan dari sebuah mesin bernama: Enigma. Hingga suatu hari muncullah Alan Turing (Benedict Cumberbatch). Alumni Cambridge, yang diusianya ke-24 menulis sebuah paper yang menghentak dunia: On Computable Numbers. 

Ia tak punya ambisi dan kecintaan lain selain MATEMATIKA.

Interpersonal skillnya parah, bicaranya sedikit gagap dan tak punya sense of humor…hingga awalnya ia kurang disukai oleh tim intinya juga atasannya, Commander Denniston. Kepahitan masa kecil hingga remaja membuat kata kata yang keluar dari bibir Alan adalah sebuah kesinisan dan sarkasme. 
Satu satunya yang dicintai Alan adalah Christopher, nama yang ia berikan bagi mesin yang dengan tekun ia bangun dan ciptakan untuk meng-enkrip semua kode rahasia Nazi. Cara kerja mesin ini yang kemudian diadapt oleh para ilmuwan untuk mengembangkan komputer.   Kecintaannya pada mesin yang setara kepintaran otak manusia itu adalah personifikasi cintanya pada teman sekolahnya saat remaja, seorang pria bernama Christopher, yang selalu menyelamatkan Alan dari bulan bulanan remaja kurang ajar.  Namun Christopher, teman dan cinta satu-satunya itu meninggal tragis karena TBC semasa mereka masih disekolah. 

Alan berhasil membawa Inggris dan Sekutu memenangkan pertarungan demi pertarungan. Termasuk pertempuran Normandy yang wahid itu. 

Sayang, air susu dibalas air tuba. Dimasa itu, homoseksualitas adalah sebuah kejahatan. Maka prestasi Alan memenangkan perang dibalas oleh pemerintah dengan sebuah hukuman suntikan hormon selama setahun penuh. (sebenarnya ia diberi 2 pilihan untuk 'kejahatannya': dipenjara 2 tahun, atau diberi suntikan hormon setahun penuh. Ia pilih yang kedua). Alhasil, badannya tremor,dan setiap hari mengalami kegelisahan yang luar biasa……. 

Kisahnya dengan Joan, tunangan yang sebenarnya tak pernah ingin dikawininya itu, pun kandas juga. Dialog Joan dan Turing, saat ia 'coming out' sekaligus memutuskan tali pertunangan adalah klimaks film sekaligus antiklimaks kehidupan Turing sesungguhnya. 

Joan yang awalnya terkaget dengan pengakuan Turing, toh mengaku tak ingin menyudahi pertunangan itu. 

So what? I had my suspicions. I always did. But we’re not like other people. We love each other in our own way,and we can still live the life together that we want. You won’t be the perfect husband? I can promise you I harboured no intention of being the perfect wife. I’ll not be fixing your lamb all day awaiting your return from the office, will I? I’ll work. 

Turing tetap menolak, dan bersikukuh ia tak pernah peduli pada Joan.

Joan menangis, kecewa dan meradang. "You are a monster," katanya meninggalkan Turing mematung, terdiam dengan mata berkaca kaca karena sesungguhnya ia mengasihi Joan dengan caranya sendiri.

 Putus asa, Alan Turing akhirnya mencabut nyawanya sendiri.

*
 Film ini beredar tak berselang lama setelah The Amerikan Sniper.  Keduanya bersetting perang, dan jagoannya sama sama mati dengan cara tak wajar.  Jika Anda adalah pencinta film, menarik membandingkan skenario dan permainan kedua actor pemeran utamanya: head to head.

Saya? Saya lebih memilih Benedict dan TIG dibanding Bradley Cooper pada American Sniper.  Karakter Turing yang brilliant, terluka, sendiri dan kesepian tapi antisocial bisa ditampilkan oleh Benedict. Film ini juga APA ADANYA, tidak memuja muja Inggris sebagaimana American Sniper memuja Amerika. Kita menjadi tau bahwa pemerintah Inggris, pada perang dunia ke-2 ini, dengan menggunakan mesin Christopher telah menjadi ‘tuhan’ dalam menentukan kapal mana yang dibiarkan dibom oleh Jerman, mana yang diselamatkan…..tentang bagaimana MI6 memelihara ‘mata mata Soviet’ demi menyetir Stalin, dan seterusnya.

Rekomendasi: layak tonton, tapi harus konsen…soale lumayan mikir.



Tidak ada komentar: