“Sometimes it is the very people who no one imagines anything of,
who do the things that no one can imagine.”
Ini kata kata
keramat yang selalu diucapkan dan terngiang ditelinga Alan Turing.
Ia mengucapkannya pada dirinya sendiri, juga pada
tunangannya yang juga jagoan matematika (Joan Clarke) saat wanita ini nyaris
putus asa. Sayang, kepahitan hidup Alan terlalu bertubi tubi hingga akhirnya ia
mengakhiri hidupnya diusia yang relatif muda, 41 tahun. Ia bunuh diri tidak lama setelah ia
menciptakan sebuah ‘mesin yang memenangkan Inggris dan sekutu atas Jerman’.
Mesin ini juga yang puluhan tahun kemudian merubah peradaban dunia lewat sebuah
benda bernama: KOMPUTER.
*
Alan turing memang orang yang terbuang. Ia seorang anak
nerd, pintar, tapi secluded dan dibully habis habisan oleh teman teman
sekolahnya. Ia mengalami kekerasan sejak dini.
“Do you know why people love violance?” katanya suatu ketika
kepada Hugh, teman sepenelitiannya yang menghajar mukanya sampai babak belur karena marah.
Hugh hanya diam.
“Cause it feels good,”kata Alan dengan bibir pecah,
berdarah-darah.
Human finds violence deeply satisfying. But remove satisfaction, than the act becomes...hollow.
Mungkin itu sebabnya ia selalu dingin saat menghadapi kekerasan, untuk mencegah lawannya merasakan kepuasan....agar lawannya merasa 'kosong'.
Human finds violence deeply satisfying. But remove satisfaction, than the act becomes...hollow.
Mungkin itu sebabnya ia selalu dingin saat menghadapi kekerasan, untuk mencegah lawannya merasakan kepuasan....agar lawannya merasa 'kosong'.
*
IMITATION GAME adalah Film Inggris bersetting Perang Dunia
ke-2. Alkisah setiap pesan serangan Jerman terhadap negara lawan selalu dikirimkan
dalam sebuah kode kode yang TAK TERPECAHKAN. Inggris, dan dinas intelijennya,
MI6 (yang ternyata adalah riil dan tidak bual2an ala James Bond hehe) mulai
pusing tujuh keliling. Tim enkripsinya gagal mengartikan kode kode Nazi. Kapal
kapal selam, kapal perang dan pesawat tempur Inggris dan sekutu dibabat habis
oleh Jerman.
Amerika, Rusia, Prancis, semua gagal membongkar (cracking) kode Jerman yang dihasilkan dari sebuah mesin bernama: Enigma. Hingga suatu hari muncullah Alan Turing (Benedict Cumberbatch). Alumni Cambridge, yang diusianya ke-24 menulis sebuah paper yang menghentak dunia: On Computable Numbers.
Amerika, Rusia, Prancis, semua gagal membongkar (cracking) kode Jerman yang dihasilkan dari sebuah mesin bernama: Enigma. Hingga suatu hari muncullah Alan Turing (Benedict Cumberbatch). Alumni Cambridge, yang diusianya ke-24 menulis sebuah paper yang menghentak dunia: On Computable Numbers.
Ia tak
punya ambisi dan kecintaan lain selain MATEMATIKA.
Interpersonal skillnya parah, bicaranya sedikit gagap dan
tak punya sense of humor…hingga awalnya ia kurang disukai oleh tim intinya juga
atasannya, Commander Denniston. Kepahitan masa kecil hingga remaja membuat kata
kata yang keluar dari bibir Alan adalah sebuah kesinisan dan sarkasme.
Satu satunya yang dicintai Alan adalah
Christopher, nama yang ia berikan bagi mesin yang dengan tekun ia bangun dan ciptakan untuk meng-enkrip semua
kode rahasia Nazi. Cara kerja mesin ini yang kemudian diadapt oleh para ilmuwan untuk mengembangkan komputer. Kecintaannya pada mesin yang setara
kepintaran otak manusia itu adalah personifikasi cintanya pada teman sekolahnya
saat remaja, seorang pria bernama Christopher, yang selalu menyelamatkan Alan
dari bulan bulanan remaja kurang ajar. Namun Christopher, teman dan cinta
satu-satunya itu meninggal tragis karena TBC semasa mereka masih disekolah.
Alan berhasil membawa Inggris dan Sekutu memenangkan
pertarungan demi pertarungan. Termasuk pertempuran Normandy yang wahid itu.
Sayang, air susu dibalas air tuba. Dimasa itu,
homoseksualitas adalah sebuah kejahatan. Maka prestasi Alan memenangkan perang
dibalas oleh pemerintah dengan sebuah hukuman suntikan hormon selama setahun
penuh. (sebenarnya ia diberi 2 pilihan untuk 'kejahatannya': dipenjara 2 tahun, atau diberi suntikan hormon setahun penuh. Ia pilih yang kedua). Alhasil, badannya tremor,dan setiap hari
mengalami kegelisahan yang luar biasa…….
Kisahnya dengan Joan, tunangan yang sebenarnya tak pernah ingin dikawininya itu, pun kandas juga. Dialog Joan dan Turing, saat ia 'coming out' sekaligus memutuskan tali pertunangan adalah klimaks film sekaligus antiklimaks kehidupan Turing sesungguhnya.
Joan yang awalnya terkaget dengan pengakuan Turing, toh mengaku tak ingin menyudahi pertunangan itu.
So what? I had my suspicions. I always did. But we’re not like other people.
We love each other in our own way,and we can still live the life together that we
want. You won’t be the perfect husband? I can promise you I harboured no intention
of being the perfect wife. I’ll not be fixing your lamb all day awaiting your return
from the office, will I? I’ll work.
Turing tetap menolak, dan bersikukuh ia tak pernah peduli pada Joan.
Joan menangis, kecewa dan meradang. "You are a monster," katanya meninggalkan Turing mematung, terdiam dengan mata berkaca kaca karena sesungguhnya ia mengasihi Joan dengan caranya sendiri.
Putus asa, Alan Turing akhirnya
mencabut nyawanya sendiri.
*
Film ini beredar tak
berselang lama setelah The Amerikan Sniper.
Keduanya bersetting perang, dan jagoannya sama sama mati dengan cara tak
wajar. Jika Anda adalah pencinta film,
menarik membandingkan skenario dan permainan kedua actor pemeran utamanya: head
to head.
Saya? Saya lebih memilih Benedict dan TIG dibanding Bradley
Cooper pada American Sniper. Karakter
Turing yang brilliant, terluka, sendiri dan kesepian tapi antisocial bisa
ditampilkan oleh Benedict. Film ini juga APA ADANYA, tidak memuja muja Inggris
sebagaimana American Sniper memuja Amerika. Kita menjadi tau bahwa pemerintah
Inggris, pada perang dunia ke-2 ini, dengan menggunakan mesin Christopher telah
menjadi ‘tuhan’ dalam menentukan kapal mana yang dibiarkan dibom oleh Jerman,
mana yang diselamatkan…..tentang bagaimana MI6 memelihara ‘mata mata Soviet’
demi menyetir Stalin, dan seterusnya.
Rekomendasi: layak tonton, tapi harus konsen…soale lumayan
mikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar